Anak Usaha Rukun Raharja (RAJA) Mulai Studi Kelayakan Biogas di Kota Bandung

| Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Bisnis.com | Senin, 4 September 2023

Anak Usaha Rukun Raharja (RAJA) Mulai Studi Kelayakan Biogas di Kota Bandung

PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) melalui anak usahanya PT Energasindo Heksa Karya (EHK) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Moriuchi Indonesia (MI) terkait studi kelayakan biogas. Studi kelayakan akan dilakukan di Kota Bandung di mana lokasi pabrik MI berada. Agustinus Hendrayana, Direktur Utama EHK mengatakan bahwa perseroan bekerja sama dengan MI karena MI merupakan pelanggan potensial dalam penggunaan biogas. Melalui kerja sama ini, katanya, kedua belah pihak akan melakukan studi kelayakan produksi biogas dengan memanfaatkan gas metana yang berasal dari sampah organik seperti kotoran hewan ternak di peternakan, POME (air limbah pabrik kelapa sawit), air limbah pabrik, limbah padat kota dari TPA dan sebagainya. “Kajian ini juga mencakup pengiriman biogas dengan truk dari sumber biogas potensial ke pabrik MI Bandung untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler, bukan gas alam terkompresi [CNG]. Pelaksanaan studi kelayakan ini merupakan milestone yang penting bagi EHK dan RAJA Group untuk masuk ke sektor energi baru terbarukan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/9/2023). Agustinus melanjutkan beberapa area potensial di dekat pabrik MI sangat ideal untuk dibangun pembangkit biogas. Alasannya, salah satu faktor penting dalam penggunaan biogas pada industri adalah jarak dari instalasi biogas ke tempat pelanggan. Adapun, studi kelayakan ini akan dimulai pada bulan Oktober 2023 dan diharapkan hasilnya akan selesai pada semester 2/2024, sehingga 2025 pembangunan pembangkit biogas ini sudah dapat dilaksanakan dan beroperasi. Dia menuturkan untuk studi kelayakan ini, EHK telah menyiapkan seluruh infrastruktur yang diperlukan. Studi kelayakan ini akan mendapat dukungan penuh dari MI yang sebelumnya telah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi emisi CO2 dan secara aktif mempromosikan langkah-langkah untuk memerangi pemanasan global. “EHK juga berharap dengan langkah ini  EHK dapat menghasilkan kredit karbon di masa depan dan berkontribusi pada terwujudnya masyarakat netral karbon, yang merupakan tujuan pemerintah Indonesia,” imbuhnya.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20230904/44/1691418/anak-usaha-rukun-raharja-raja-mulai-studi-kelayakan-biogas-di-kota-bandung

Sawitindonesia.com | Senin, 4 September 2023

Pana Oil Edukasi Pengguna Bahan Bakar B35

Penerapan B35 merupakan mandatori dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebab diyakini dapat meredam kenaikan harga BBM di dunia khususnya jenis BBM solar. Pemerintah sendiri telah mewajibkan penggunaan B35 sejak 1 Februari 2023 dan diimplementasikan secara serentak di dalam negeri per 1 Agustus 2023. Sejak diterapkan, pengguna B35 menyampaikan beberapa keluhan, seperti lebih sering servis filter bahan bakar, banyaknya deposit atau kontaminan dikarenakan pelumas, kadar air dalam B35, konsumsi bahan bakar lebih boros, dan lainnya. “Implementasi B35 masih relatif baru. Oleh sebab itu, PanaOil merasa perlu memfasilitasi edukasi tentang B35 kepada para pengguna, khususnya pengguna alat-alat berat di sektor pertambangan,” tambah Raymond Widjaja, Managing Director PT Pana Oil Indonesia. Selanjutnya, Director Sales and Commercial PT Pana Oil Indonesia Effendy Liemuel mengatakan, untuk menjaga kinerja mesin, terutama alat berat, para pengguna B35 perlu lebih rutin melakukan pemeliharaan. “Kami menyadari bahwa teknologi baru selalu memiliki tantangan. Pandangan pakar dan praktisi sangat clear, bahwa B35 tidak ada kaitan langsung dengan penggunaan pelumas mesin,” tutur Effendy dalam keterangan pers, Selasa (29/8/2023). Untuk itu, PT Pana Oil Indonesia (PanaOil), produsen pelumas otomotif dan industri, memberikan edukasi kepada para pengguna B35 agar kinerja mesin dan alat berat, khususnya di sektor pertambangan, tetap optimal, dengan menggelar “Forum Group Discussion (FGD) Pana Talk with Expert” dengan tema “Perkembangan hingga Dampak Penggunaan B35 & Pemilihan Pelumas Berkualitas Terhadap Performa Mesin.

 

https://sawitindonesia.com/pana-oil-edukasi-pengguna-bahan-bakar-b35/

 

Neraca.co.id | Senin, 4 September 2023

Pertamina ” Pelindo Kembangkan Jakarta Integrated Green Terminal Kalibaru

Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina International Shipping dan PT Pelindo menandatangai kerja sama dalam pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di Kalibaru, Jakarta Utara, Kamis, 31 Agustus 2023. Kerja sama pengembangan JIGT ditandatangani CEO PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo dengan disaksikan Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN II Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina A. Salyadi Saputra, dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono. Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo memberikan apresiasi atas sinergi yang dilakukan oleh dua BUMN tersebut. Menurutnya, pembangunan JIGT akan menjadi infrastruktur yang sangat strategis untuk pengembangan energi terbarukan kedepan. “JIGT akan menampung multi green products yang dikelola secara green dan diharapkann menjadi flagship Pertamina dan Pelindo,” ujar Kartika.  Hal tersebut dipertegas oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, JIGT akan dibangun lebih modern, ramah lingkungan dan akan menjadi yang tercanggih di Indonesia. Terminal yang berlokasi di Kalibaru ini juga nantinya akan lebih besar dan melengkapi Integrated Terminal Plumpang yang saat ini merupakan tulang punggung infrastruktur BBM di Jawa Bagian Barat.  “Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru dirancang sesuai dengan tren transisi energi serta pengembangan  bisnis energi hijau masa depan Pertamina, selain itu juga menjadi terminal energi dengan standar operasional terbaik,” ujar Nicke. Nicke menambahkan, JIGT tidak hanya akan menampung bahan bakar seperti LPG, BBM, Gasoline, dan Biodiesel tapi juga dirancang untuk bisa menampung LNG, CPO, UCO (Used Cooking Oil), dan petrokimia. “JIGT juga dirancang untuk mengantisdipasi tren peningkatan kebutuhan energi yang sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Nicke. Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), Yoki Firnandi menyampaikan dalam pelaksanaannya, JIGT akan dibangun dan dikelola PIS selaku Subholding Integrated Marine Logistics yang selama ini fokus mengelola terminal energi strategis. JIGT dibangun di kawasan yang dikembangkan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di area Kalibaru, Jakarta Utara yang bebas penduduk, berbatasan dengan tepi laut, dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar.  Dengan luas area 64 hektare, JIGT diproyeksi memiliki kapasitas penampungan hingga 6,3 juta barel. Pembangunan terminal direncanakan berdasarkan perhitungan kebutuhan energi nasional yang akan terus meningkat dan semakin bervariasi selama beberapa tahun mendatang. Lokasi JIGT cukup strategis dan bisa menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi melalui energi melalui koridor Singapura – Indonesia yang memiliki porsi 30% – 35% alur perdagangan global untuk minyak dan LNG. “Dalam pembangunannya, JIGT akan menerapkan aspek ESG dan bebas emisi. JIGT nantinya akan dioperasikan dengan menerapkan sistem digital sehingga lebih aman, andal dan efisien,” tandas Yoki. Sebelumnya, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, A. Salyadi Saputra memaparkan bahwa terminal ini nantinya akan mendukung ketahanan energi nasional, dan berada di kawasan Kalibaru, Jakarta Utara. “Jakarta Integrated Green Terminal dirancang untuk menjadi terminal energi dengan standar operasional terbaik di kelasnya dengan penerapan teknologi terbaru dan skala fleksibilitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan energi di area Jabodetabek,” ujar Salyadi. Pertamina, kata Salyadi, memberikan mandat kepada PT Pertamina International Shipping (PIS) selaku Sub Holding Integrated Marine Logistics yang selama ini fokus mengelola terminal energi strategis, untuk mengerjakan dan mengembangkan Jakarta Integrated Green Terminal. CEO PIS Yoki Firnandi menjelaskan lebih lanjut bahwa persiapan pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal telah berjalan, di mana studi awal pengembangan konsep terminal baru ini sudah selesai dilakukan. Jakarta Integrated Green Terminal rencananya akan dibangun di kawasan yang dikembangkan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di area Kalibaru, Jakarta Utara. Lokasi yang berada di daerah tepi laut ini memiliki area seluas 64 hektare dan diproyeksi memiliki kapasitas penampungan hingga 6 juta barel. Tahap berikutnya, PIS berkoordinasi dengan Pelindo akan mulai menyusun feasibility study untuk pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal. Pembangunan terminal direncanakan berdasarkan perhitungan kebutuhan energi nasional yang akan terus meningkat dan semakin bervariasi selama beberapa tahun mendatang.

https://www.neraca.co.id/article/185387/pertamina-pelindo-kembangkan-jakarta-integrated-green-terminal-kalibaru

 

Katadata.co.id | Senin, 4 September 2023

Penerapan B40 di 2024 Berpotensi Kurangi Emisi hingga 40%

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan implementasi biodiesel 40% atau B40 pada 2024. Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga Radiandra mengatakan, penerapan B40 memang sudah seharusnya dilakukan pada 2024. Hal itu melihat pengembangan B35 yang sudah cukup baik pada tahun ini.  “Kami dari Energy Watch melihat ini merupakan langkah yang sudah seharusnya dilakukan, dengan catatan kajian dan pengujiannya tetap harus dilakukan dengan cermat,” ujar Daymas saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (4/9). Daymas menjelaskan, adanya penerapan B40 pada tahun depan diperkirakan berpotensi mengurangi emisi sebesar 40% dengan acuan, satu liter solar menghasilkan sekitar 2,35 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2).  “Apabila 40% digantikan oleh biofuel, maka akan ada potensi pengurangan emisi sebesar 40% pula,” ujarnya. B40 adalah biodiesel yang mengandung fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 40% dalam komposisi BBM solar. Dia menuturkan, saat ini estimasi kebutuhan pasokan untuk B40 tersebut diperkirakan sebesar 15 juta kilo liter (KL) biodiesel per harinya. Angka tersebut lebih besar dibandingkan kebutuhan biodiesel B35 sebesar 13,15 juta KL. Namun demikian, terkait berapa jumlah emisi yang bisa dikurangi secara signifikan, menurutnya perlu dilakukan validasi dan juga penyamaan dalam metodologi perhitungan emisi secara lebih terperinci.  “Karena kita perlu melihat dari hulu ke hilir bagaimana biodiesel itu diproduksi, apakah sudah menerapkan perkebunan berkelanjutan?. Apakah energi yang digunakan di kebun sudah menggunakan energi terbarukan? Dan lain sebagainya,” ujarnya.  Selain itu, Daymas menjelaskan alasan pemerintah harus menerapkan B40 pada tahun depan lantaran hal tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh untuk pengembangan biofuel di Indonesia. Sebagai informasi, saat ini posisi Indonesia merupakan penghasil biofuel terbesar di dunia.  “Ini merupakan langkah Indonesia dalam menjadi produsen biofuel bukan hanya kebutuhan domestik, namun sangat mungkin bisa menjadi pemasok utama ekosistem biofuel dunia,” ujar Daymas. Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif optimistis target penerapan B40 pada tahun depan bisa tercapai karena menilai penerapan B35 yang cukup baik pada tahun ini. Arifin mengatakan, implementasi B40 pada tahun depan merupakan langkah pemerintah untuk menekan impor solar dan mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, juga untuk mendukung Indonesia menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.  “Sekarang begini, kalau kita mau menuju green, greenfuel, B35 tahun depan kita bikin menjadi B40,” ujar Arifin saat ditemui awak media, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (31/8). Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan percobaan dalam penggunaan B40 tersebut. Dalam percobaannya, Arifin menilai bahwa untuk meningkatkan 40% rasio pencampuran biodiesel dibutuhkan produksi hingga 15 juta kilo liter biodiesel. Arifin mengatakan, uji coba tersebut dimulai sejak pertengahan tahun 2022, di mana Kementerian ESDM telah menyelesaikan uji coba B40 pada 10 kendaraan roda empat dengan hasil uji coba yang positif. “Kami telah melaksanakan uji jalan B40 mulai dari Juli 2022 dengan menggunakan bahan bakar campuran biodiesel sebesar 40%,” kata dia. Saat ini pemerintah telah menerapkan biodiesel 35% atau B35 sebagai bahan campuran BBM diesel produk Pertamina mulai Februari 2023. Selain diterapkan pada BBM bersubsidi Solar, implementasi B35 juga dilakukan pada BBM non-subsidi Dexlite. Kementerian ESDM juga menyampaikan kandungan biodiesel di B35 seluruhnya berasal dari FAME minyak sawit. Komposisi penggunaan FAME sebagai bahan baku utama campuran B35 ini lebih tinggi daripada implementasi uji jalan B40 yang punya komposisi 30% FAME dan 10% HVO atau hydrotreated vegetable oil.

https://katadata.co.id/lonaolavia/berita/64f5dabebde0e/penerapan-b40-di-2024-berpotensi-kurangi-emisi-hingga-40

Katadata.co.id | Senin, 4 September 2023

Strategi ESDM Kerek Produksi Bioetanol: Adopsi Teknologi Brasil

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tastif mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan produksi etanol domestik dengan memanfaatkan tanaman tebu dan mengadopsi teknologi dari Brasil. Hal ini dilakukan demi mendukung suplai bioetanol untuk campuran bahan bakar Pertamax Green 95. Pertamax Green merupakan bahan bakar minyak atau BBM campuran Pertamax beroktan 92 dengan kandungan 5% bioetanol. Arifin menjelaskan pemerintah sudah membangun pusat produksi bioetanol untuk bahan bakar kendaraan atau fuel grade di Jawa Timur dengan kapasitas 40.000 Kiloliter (KL). Produksi tersebut berasal dari dua pabrik di wilayah Jawa Timur, yakni 30.000 KL dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto dan 10.000 KL dari PT Molindo Raya Industrial di Kabupaten Malang. Kendati demikian, Arifin mengakui sumber bioetanol di dalam negeri relatif masih minim. Menurut dia, pemerintah kini menyasar pengadaan kebun tebu di wilayah Papua dengan mengadopsi teknologi dari Brasil. Arifin menceritakan pengamalam Brasil yang sukses memanfaatkan tanaman tebu menjadi bioetanol untuk campuran BBM. Dengan luas lahan tebu 9,5 juta hektare, saat ini Negeri Samba mampu memproduksi bahan bakar nabati (BBN) bioetanol dengan komposisi bauran 27% tetes tebu dan 33% bensin atau E27. “Pemerintah melihat potensi pengembangan di Papua, karena dulu bibit tebu asalnya dari Papua dan pindah ke Portugis dan Brasil, sekarang kami coba untuk kembalikan ke habitatnya,” kata Arifin kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (1/9). Sebelumnya, Kementerian Perindustrian atau Kemenperin berencana menciptakan kawasan industri khusus di dekat lokasi sumber daya untuk pengadaan bioetanol. Bioetanol yang diproduksi berasal dari etanol hasil olahan molasses yang merupakan produk sampingan dari produksi gula. Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Eko Cahyanto, mengatakan kawasan industri berbasis sumber daya alam harus berdekatan dengan lokasi bahan baku. “Kalau memproses tebu kan tidak boleh jauh-jauh nanti kualitasnya akan turun. Posisinya untuk bisa mendekati lokasi bahan bakunya,” kata Eko di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Selasa (20/6). Presiden Jokowi berupaya untuk menebalkan cadangan pasokan bioetanol di dalam negeri guna mendukung langkah Pertamina untuk merilis BBM campuran Pertamax beroktan 92 dengan bahan bakar nabati bioetanol dalam waktu dekat. Dukungan tersebut diwujudkan dalam pengesahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati atau Biofuel yang ditetapkan pada 16 Juni 2023. Untuk mempercepat swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai biofuel, kepala negara menetapkan sejumlah peta jalan strategi, seperti peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut. Perpres tersebut juga mengamanatkan penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektar yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu ralgrat, dan lahan kawasan hutan. Peta jalan tersebut itu meliputi rencana jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit sebesar 1,2 juta kiloliter (Kl) paling lambat pada 2030.

https://katadata.co.id/lavinda/berita/64f51b5d9e108/strategi-esdm-kerek-produksi-bioetanol-adopsi-teknologi-brasil

Jawa Pos | Senin, 4 September 2023

Bank Mandiri-BRI Genjot Pembiayaan Hijau (Berlakukan Kebijakan Spesifik Berupa ESG Credit Policy di Setiap Sektor)

Pembiayaan berkelanjutan merupakan salah satu isu strategis yang akan dibahas dalam ASEAN-Indo-Pacinc-Forum (AIPF). Sejalan dengan upaya dunia memerangi perubahan iklim dan menuju ekonomi hijau. Setidaknya dibutuhkan investasi hingga USD 200 miliar untuk pembangunan berkelanjutan dalam 10 tahun ke depan. “Dalam sustainable financing, sektor keuangan berperan memobilisasi sumber daya dan modal untuk mengatasi perubahan iklim dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar akhir pekan lalu (1/9). Penyaluran pembiayaan hijau alias green financing Bank Mandiri secara konsisten terus bertumbuh. Sepanjang semester 12023, bank berlogo pita emas itu mencatatkan penyaluran kredit hijau sebesar Rp 115 triliun atau meningkat 10,2 persen year-on-year (YoY). “Hingga paro pertama 2023, penyaluran green financing kami berkontribusi 11,7 persen dari total portofolio kredit,” ujar Alexandra. Bank Mandiri memiliki kebijakan spesifik untuk setiap sektor berupa ESG {environment, social, dan governance) credit policy. Misalnya, debitur sektor Kelapa Sawit mensyaratkan adanya sertifikat atau bukti pendaftaran ISPO/RSPO. Pada Maret lalu, 83 persen debitur di sektor Kelapa Sawit telah mengantongi atau tengah memproses sertifikat ISPO/RSPO. “Melalui green financing dan kriteria IAC, Bank Mandiri mendorong para debitur untuk bertransisi ke ekonomi hijau dan berkelanjutan,” tuturnya. Bank dengan emiten BMRI itu mencatatkan kenaikan pembiayaan ke sektor energi terbarukan. Pada 2020 mencapai Rp 2,5 triliun. Kemudian, kredit itu naikmenjadi Rp 6,15 triliun pada akhir 2022. Sementara itu, porsi kredit ESG PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebesar 67,2 persen dari total portofolio. Nilainya mencapai Rp 732,3 triliun hingga akhir kuartal II2023. Pertumbuhan tersebut ditopang aspek sosial melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, BRI memberdayakan 2.449 desa binaan melalui berbagai pelatihan. Mulai manajemen keuangan, literasi digital, kewirausahaan, komunikasi, hingga keterampilan lainnya. Diharapkan, ka- pabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes, dan pelaku UMKM di desa meningkat Bank pelat merah itu juga telah memberdayakan 17.418 klaster usaha. Klaster tersebut sudah mendapatkan 1.155 pelatihan dan literasi. Ditambah 372 bantuan sarana-prasarana produktif. “Penerapan prinsip-prinsip sustainable banfcingyang BRI lakukan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” beber Direktur Utama BRI Sunarso.