Pertumbuhan Biodiesel Sebagai Energi Alternatif di Indonesia

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Sudah lebih dari 10 tahun sejak kemunculan awal penerapan program biodiesel di Indonesia. Jika kita putar kembali ke tahun 2008, pada tahun tersebut adalah salah satu tonggak awal kemunculan dari energi diesel yang lebih ramah lingkungan. Energi diesel yang ramah lingkungan, atau yang kita sebut sebagai biodiesel memainkan peranan penting dalam kehidupan setiap manusia, karena seperti yang kita ketahui juga, tenaga diesel tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan, namun juga untuk beberapa industri lainnya.

Masih sering kita jumpai hari ini kendaraan berbahan bakar diesel, hampir di manapun di Indonesia karena tidak bisa dipungkiri bahwa kendaraan berjenis sebut masih menjadi pilihan utama orang Indonesia. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh kendaraan berbasis bahan bakar diesel, sehingga hal ini menjadikan alasan mengapa masih banyak orang memilih kendaraan berjenis tersebut. Kendaraan berbahan bakar diesel relatif lebih ekonomis dari segi konsumsi bahan bakar dan lebih bertenaga untuk digunakan pada beberapa medan. Selain itu, penggunaan diesel juga berlaku untuk kegunaan lain, seperti sumber energi bagi beberapa pabrik, juga pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Pada tahun 2020, tercatat sebanyak 63,96 juta kilo liter (Kl) bahan bakar dikonsumsi oleh publik, dimana konsumsi diesel dan petroleum adalah konsumsi ketiga terbanyak dari seluruh konsumsi bahan bakar. Konsumsi bahan bakar diesel dan petroleum menyentuh angka 14,39 Kl, yang mana hal ini menjadi bukti bahwa bahan bakar diesel masih menjadi pilihan utama orang Indonesia, juga menandakan bahwa potensi pertumbuhan biodiesel di Indonesia sangat terbuka lebar. Namun seperti yang kita ketahui, penggunaan bahan bakar diesel konvensional masih tergolong berbahaya bagi lingkungan, sehingga hingga hari ini seperti yang kita juga tahu pemerintah Indonesia gencar dalam mengimplementasikan juga menambah kualitas biodiesel di Indonesia untuk lingkungan yang lebih baik.

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, penggunaan biodiesel juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai macam golongan industri untuk meningkatkan jumlah produksi. Selain itu, diyakini juga permintaan biodiesel di kemudian hari akan semakin meningkat, seiring dengan gencarnya program biodiesel pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas bahan bakar ramah lingkungan tersebut dengan meningkatkan proporsi pencampuran biodiesel.

Hingga hari ini, Indonesia diketahui telah jauh meningkatkan penggunaan biodiesel jika dibandingkan pada awal kemunculannya pada tahun 2008 lalu. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan untuk mewajibkan meningkatkan kualitas biodiesel menjadi B30, yang mana artinya adalah mencampurkan formula sebanyak 30% biodiesel dengan solar konvensional, baik untuk jenis bahan bersubsidi maupun non-subsidi.

Bagaimanapun patut diketahui pada tahun 2019, meskipun kewajiban biodiesel pada saat itu hanya biodiesel berjenis B20 (dengan pencampuran 20% formula biodiesel), namun implementasi tersebut telah berjalan dengan baik dan tertib, sehingga diharapkan implementasi B30 juga dapat berjalan sesuai rencana sehingga terjadi peningkatan di kemudian hari. Dengan berbagai implementasi yang telah diterapkan ini, penggunaan biodiesel akan terus meningkat di Indonesia, sehingga akan lebih banyak lagi manfaatnya sampai menyentuh program implementasi B100 dikemudian hari, sebab pemerintah berencana memproduksi B100 pada tahun 2024 melalui perusahaan milik negara, Pertamina.

 

Source: