Proses Masa Transisi Penggunaan Biodiesel di Indonesia

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Pemerintah Indonesia terus berusaha untuk mengimplementasikan penggunaan biofuels; khususnya biodiesel dalam beberapa waktu terakhir. Tujuan dari pengimplementasian ini tidak lain adalah untuk peningkatan kualitas lingkungan di Indonesia, karena seperti yang kita ketahui bahwa biofuels memiliki banyak kelebihan yang dapat berdampak baik bagi kehidupan banyak orang. Meskipun dengan komitmen yang cukup kuat, dimana juga telah ditunjukkan dalam perkembangan biofuels ini selama 10 tahun terakhir, penting untuk diingat bahwa masih banyak tantangan di kemudian hari dalam proses transisi bahan bakar tradisional menjadi biofuels.

Beberapa dari kita mungkin pernah merasakan pada suatu waktu ketika orang-orang yang memiliki kendaraan dengan mesin diesel, masih terbiasa menggunakan bahan bakar tradisional. Namun hal ini diharapkan telah berubah, karena pemerintah sedang gencar untuk mengkampanyekan penggunaan biodiesel B30, yang mana merupakan campuran bahan bakar solar dan 30% kelapa sawit. Proses transisi ini telah menjadi suatu perjalanan bagi pemerintah dalam mengimplementasikannya, dimana awalnya pemerintah tidak semena-mena langsung mengenalkan penggunaan B30. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya; tidak cukupnya suplai kelapa sawit untuk mencukupi kebutuhan B30, orang-orang masih berpikir skeptis terhadap penggunaan kelapa sawit, juga teknologi yang belum memadai pada masanya. Melihat progress yang telah dilakukan hingga hari ini, kami percaya bahwa Indonesia telah mencapai sebuah level baru dalam pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan.

Meskipun progress yang tetap berlangsung oleh pemerintah, Indonesia sangat optimis untuk meningkatkan kualitas biodiesel. Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM (EBTKE), menyatakan bahwa melihat dari masa lampau ia sangat optimis untuk meraih tingkatan yang lebih baik lagi kedepannya bagi Indonesia kedepannya. Selain itu, dalam waktu 3 tahun ia berharap pemanfaatan biofuels akan meningkat, termasuk juga dengan tingkat ekspor yang dilakukan. Dia juga menegaskan bahwa biofuels adalah bahan bakar yang sangat reliable dan dapat menjadi solusi pengganti penggunaan solar tradisional.

Melihat data yang dilaporkan oleh International Energy Agency (IEA)m kendaraan motor di dunia akan meningkat hingga 60% setiap tahunnya, dimana hari ini sudah ada sekitar 7,2 juta miliar di dunia. Dimana di Indonesia merupakan suatu hal yang penting untuk mengubah perilaku penggunaan bahan bakar diesel tradisional, karena Indonesia oleh transaksi ekspor diesel ini dapat diuntungkan hingga sebanyak IDR 42.05 miliar pada tahun 2019. DImana juga, penggunaan biodiesel di masa lampau juga tergolong mahal jika dibandingkan hari ini.

Dengan pengimplementasian program B30 biodiesel, diharapkan hal tersebut akan menyerap permintaan kelapa sawit dan tentunya menambahkan progress dalam pemanfaatan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Tentunya ini jg menjadi suatu tantangan bagi pemerintah kedepannya untuk menaikan kualitas udara, juga memperbaiki kualitas lingkungan.

 

Source: