Biofuel dan Masa Depan Energi di Indonesia

Di masa modern ini, kita cenderung menggunakan energi untuk menjaga mobilitas terus berjalan dan bertahan. Setiap kehidupan bergantung dengan energi bumi, seperti transportasi, listrik, dan fasilitas publik. Energi fosil telah digunakan berabad-abad, yang mengakibatkan pemanasan global dan dampak yang merusak kehidupan, serta kepunahan hewan dan tumbuhan. Pemanasan global mengakibatkan penurunan kualitas udara, polusi di atmosfer, kerusakan alam, peningkatan suhu, cuaca yang tidak teratur, dan gletser yang mencair, dimana mengakibatkan laut menjadi lebih tinggi setiap tahunnya. Hal ini mempengaruhi setiap aspek kehidupan tentang bagaimana mencegah pemanasan global lebih buruk di tahun-tahun mendatang.
Salah satu cara untuk meminimalisasikan dampak pemanasan global adalah dengan cara menggunakan biofuel. Apa itu biofuel? Biofuel berasal dari biomassa yang berdasarkan dari tumbuhan, alga, dan kotoran hewan. Ini dianggap menjadi energi terbarukan dan lebih ramah lingkungan untuk kehidupan. ‘Bio’ memiliki arti bahwa bahan bakar ini menggunakan sumber dasar yang bersifat organik. Beberapa tumbuhan yang digunakan untuk biofuel adalah minyak sawit, jagung, kedelai, bunga matahari, sorgum, dan gandum.
Biofuel terdiri dari beragam tipe, yaitu kayu, biogas, biodiesel, etanol, metanol, dan butanol. Tipe kayu adalah bentuk bahan bakar yang paling dasar yang berasal dari bahan organik. Pohon, serta tanaman menyediakan biomassa yang dibakar untuk bahan bakar dalam bentuk kayu bakar, serbuk gergaji, potongan kayu, aspal, dan pelet. Biogas adalah bentuk gas dari biofuel, yang membakar gas alam. Karena hal ini, prosesnya perlahan namun pasti. Sebagian besar biogas terdiri dari gas metana yang diproduksi melalui proses pemecahan biomassa secara anaerobik.
Penggunaan biofuel di antara abad pemakaian energi di Indonesia, pastinya akan membantu masa depan untuk melestarikan energi dan menyelamatkan dunia. Pada saat ini, energi fosil akan berkurang, mungkin tidak dalam 50 tahun. Setiap kehidupan memerlukan energi sebagai sumber energi, karena kehidupan mereka bergantung pada energi, air (hidro), atau apapun yang berdasarkan biofuel. Kita mengalami peningkatan panas bumi, yang dimulai dari lapisan ozon di atas atmosfer terkikis oleh efek rumah kaca. Hal ini berdampak pada kesehatan manusia.
Sudah saatnya Indonesia harus mengambil langkah untuk mengubah paradigma bagaimana kita melihat dunia, dengan cara melepas atau mengurangi energi fosil dan pindah menggunakan biofuel. Sesuai dengan pendapat Dedy ‘Mi’ing’ Gumelar, kebijakan ini perlu ditanggapi dengan serius, tidak hanya dengan masa percobaan. Indonesia memiliki sumber yang tak terbatas, yang mana menguntungkan bagi aset yang sangat besar dalam hal pertumbuhan energi biofuel. Selain itu, ilmuwan dan lembaga harus menyediakan inovasi baru karena energi fosil yang menjadi kebutuhan untuk manusia, sudah berkurang. Alasan penting lainnya untuk membuat inovasi baru tersebut adalah untuk menyelamatkan bumi dan manusia dari kerusakan lingkungan. Maka dari itu, bumi akan bisa terselamatkan untuk tahun-tahun kedepannya.
APROBI mendukung program pemerintah dalam mengembangkan dan menggunakan biofuel sebagai bahan bakar energi terbarukan, sekaligus mendukung partner perusahaan yang menggunakan biofuel dan biodiesel, untuk berjuang bersama dalam pembangunan di Indonesia dan bersaing di internasional. APROBI juga menjaga masa depan mulai sekarang dengan membantu pembangunan dengan dukungan dalam penggunaan biofuel dan biodiesel.