Indonesia Sekaya Timur Tengah Berkat 3 Energi Terbarukan Ini

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan (EBT) yang luar biasa, bahkan setara dengan kekayaan energi yang dimiliki negara-negara Timur Tengah. Hal inilah yang menjadi inti pesan yang disampaikan oleh Vice Chairman Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Bapak Catra Aradea De Thouars, dalam acara Global Jaya School Festival of Hope 2025. Kehadiran APROBI dalam festival ini menjadi momentum penting untuk mengedukasi generasi muda dan masyarakat luas tentang masa depan energi Indonesia yang cerah melalui pemanfaatan EBT. Festival yang diselenggarakan oleh Global Jaya School ini bertujuan untuk menumbuhkan harapan dan kesadaran akan isu-isu penting, termasuk keberlanjutan energi. Partisipasi APROBI, yang diwakili oleh Bapak Catra Aradea De Thouars, memberikan wawasan berharga kepada para siswa, guru, dan pengunjung. Beliau menyampaikan tentang potensi besar biofuel dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan kaya energi.
3 Pilar Energi Terbarukan
Bapak Catra menyampaikan visinya tentang Indonesia yang berdaulat energi dan memiliki kekuatan ekonomi yang setara dengan negara-negara kaya di Timur Tengah. Kekuatan negara-negara tersebut bertumpu pada potensi energi fosil yang melimpah. Namun, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tak kalah dahsyat, yaitu tiga pilar EBT yang siap dikembangkan secara masif, yakni biodiesel, bioetanol, dan bioavtur.
“Indonesia memiliki kekayaan energi terbarukan yang luar biasa. Jika negara-negara Timur Tengah kaya raya karena minyaknya, Indonesia punya potensi yang sama. Bahkan lebih besar, melalui biodiesel, bioetanol, dan bioavtur,” tegas Bapak Catra di hadapan para peserta festival.
Lebih lanjut, Bapak Catra menjelaskan bahwa ketiga jenis biofuel ini bukan hanya sekadar alternatif energi. Melainkan kunci kemandirian dan kekuatan bangsa. Biodiesel, yang berbahan baku minyak nabati seperti kelapa sawit, telah menunjukkan prestasinya di kancah internasional. Biodiesel sebagai solusi mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada solar fosil. Bioetanol, yang dihasilkan dari tanaman seperti tebu, jagung, dan singkong, memiliki potensi besar untuk menggantikan bensin dan menjadi bahan baku industri kimia hijau. Sementara itu, bioavtur, bahan bakar nabati untuk pesawat terbang, membuka peluang Indonesia untuk berkontribusi pada sektor penerbangan yang lebih berkelanjutan.
Biodiesel Indonesia: Ukiran Prestasi di Panggung Dunia
Indonesia patut berbangga dengan pencapaiannya dalam pengembangan dan implementasi biodiesel. Di tingkat global, Indonesia telah diakui sebagai salah satu negara terdepan dalam pemanfaatan biodiesel. Terutama dengan program mandatori biodiesel yang terus ditingkatkan. Beberapa prestasi gemilang biodiesel Indonesia di kancah internasional antara lain:
- Pelopor Mandatori Biodiesel dengan Tingkat Campuran Tertinggi: Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mengimplementasikan mandatori biodiesel dengan tingkat campuran yang signifikan, yakni B30 pada tahun 2020 lalu, bahkan saat ini pengembangan biodiesel mencapai B40. Langkah ini menjadi contoh bagi negara lain dalam upaya mengurangi emisi dan mendukung pasar biofuel domestik.
- Pengurangan Emisi Karbon: Pada tahun 2024, Indonesia mampu menurunkan emisi karbon sebanyak 41,46 juta ton CO2.
- Potensi Ekspor Biodiesel: Dengan kapasitas produksi yang terus meningkat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar ekspor biodiesel global, memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dan teknologi yang dikembangkan.
- Peran Aktif dalam Forum Internasional: Indonesia aktif berperan dalam berbagai forum internasional terkait energi terbarukan dan biofuel, berbagi pengalaman dan mendorong adopsi kebijakan yang mendukung pemanfaatan energi nabati secara global.
Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat dan Kaya Energi dengan Energi Terbarukan
Visi Bapak Catra tentang Indonesia yang kaya dan berdaulat energi bukan hanya sekadar mimpi. Dengan potensi EBT yang melimpah dan komitmen yang kuat dari pemerintah serta seluruh elemen bangsa, Indonesia memiliki peluang emas untuk mewujudkannya. Pengembangan biodiesel, bioetanol, dan bioavtur secara terintegrasi dan berkelanjutan akan membawa dampak positif yang signifikan:
- Ketahanan Energi: Mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan menciptakan kemandirian energi yang kokoh.
- Pertumbuhan Ekonomi: Menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, dan menarik investasi di sektor EBT.
- Pelestarian Lingkungan: Mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
- Kesejahteraan Masyarakat: Meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat di daerah penghasil bahan baku EBT.
Global Jaya School Festival of Hope 2025 menjadi saksi bisu akan optimisme dan keyakinan APROBI terhadap masa depan energi Indonesia. Melalui edukasi dan kolaborasi, Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan EBT-nya untuk menjadi bangsa yang kuat, kaya, dan berdaulat di bidang energi. Yang mana sejajar dengan negara-negara adidaya energi di dunia. Saatnya Indonesia membuktikan bahwa “emas hijau” dari bumi pertiwi mampu membawa kemakmuran dan kemajuan yang berkelanjutan.