Inisiatif Mangrove APROBI Membangkitkan Kesejahteraan dan Kelestarian di Pemalang

| Artikel, Kegiatan, Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Inisiatif Mangrove. Sumber: APROBI

Indonesia, yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya, sedang mengambil langkah signifikan dalam pelestarian lingkungan dan praktik berkelanjutan. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) terus mempertahankan komitmennya untuk mendampingi masyarakat dalam penanaman mangrove di empat desa di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Inisiatif ini sejalan dengan target nasional sebesar 600.000 hektar yang ditetapkan oleh Peraturan Presiden No. 120 tahun 2020 mengenai Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.

Rapolo Hutabarat, Ketua Divisi Keberlanjutan APROBI, menyatakan dukungan saat mengunjungi perkembangan di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Pemalang, pada Selasa (28/11). APROBI bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pihak berwenang regional dalam penanaman mangrove bertahap di empat desa: Mojo, Limbangan, Pesantren, dan Ketapang di Kabupaten Pemalang. Total luas penanaman mangrove mencakup 50 hektar, dengan kegiatan dimulai sejak November 2022.

Inisiatif Mangrove. Sumber: APROBI
Inisiatif Mangrove. Sumber: APROBI

Hutabarat menyoroti bahwa 80% dari proyek ini telah terealisasi, dengan harapan penyelesaian pada akhir tahun ini. Ambisi dari inisiatif ini adalah agar dapat menjadi tolak ukur bagi daerah lain. Selain dampak lingkungan, APROBI bertujuan untuk memberikan manfaat substansial kepada masyarakat lokal dan sekitarnya, baik secara ekonomi maupun lingkungan.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Mangrove

Selain penanaman, APROBI memberikan panduan teknis, bantuan infrastruktur, dan keahlian untuk memberdayakan masyarakat dalam mengolah mangrove dan produk alaminya secara efektif, menambah nilai yang signifikan. Pada acara terbaru, APROBI dan warga desa Mojo dan Ketapang mendapatkan instruksi untuk mengubah tanaman mangrove menjadi produk bernilai tinggi.

Inisiatif Mangrove. Sumber: APROBI
Inisiatif Mangrove. Sumber: APROBI

Mu’minun, Plt Kepala Dinas Pertanian Pemalang, memberikan pujian terhadap komitmen APROBI, bersama kelompok pelestarian mangrove, masyarakat lokal, dan aktivis lingkungan. Dengan ungkapan rasa terima kasih, dia berharap inisiatif semacam ini akan terus berkembang, memberikan manfaat yang lebih besar dan luas bagi masyarakat.

Tolani, Ketua Kelompok Pelita Bahari di Desa Mojo, menekankan efektivitas dukungan APROBI. Ini tidak hanya sebatas penanaman mangrove, melainkan juga dukungan infrastruktur dan panduan teknis. Melalui metode silvofishery di wilayah tambak, penanaman mangrove dapat berdampingan dengan kegiatan budidaya perikanan. Pendekatan ini telah meningkatkan kualitas air, memberikan manfaat pada budidaya bandeng lokal dengan produksi sebanyak 1.200 ton pada tahun 2022.

Siswoyo, Kepala Desa Limbangan, menekankan pentingnya penanaman mangrove dalam mencegah erosi, khususnya di wilayah tambak. Tanpa keberadaan mangrove, tanah tambak dapat tererosi. Hal ini berdampak pada mata pencaharian sebagian besar penduduk yang terlibat dalam budidaya tambak dan pertanian lahan sawah.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN) tahun 2022, Indonesia memiliki potensi mangrove sebesar 793.000 hektar. Tercermin dari berbagai kategori seperti daerah tererosi, lahan terbuka, dan tambak budidaya. Restorasi hutan mangrove mengikuti empat pola penanaman, termasuk penanaman intensif, penanaman rumpun berjarak, silvofishery, dan penanaman pengayaan.

Komitmen APROBI terhadap penanaman mangrove tidak hanya sejalan dengan target nasional, tetapi juga menjadi bukti terhadap keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Saat Indonesia terus mengatasi tantangan ekologi, inisiatif seperti ini memainkan peran penting dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.