Musi Banyuasin Siap Pasok IVO untuk Bensin Sawit
Bisnis.com | Rabu, 26 Januari 2022
Musi Banyuasin Siap Pasok IVO untuk Bensin Sawit
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, berkomitmen untuk memproduksi industrial vegetable oil atau IVO yang menjadi bahan baku untuk bensin sawit. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Iskandar Syahrianto, mengatakan pihaknya telah merealisasikan pabrik IVO yang terintegrasi dengan perkebunan sawit milik rakyat. “Muba concern untuk memproduksi IVO guna memenuhi kebutuhan bensin sawit tersebut dan kebutuhan Pertamina untuk di-coprocessing di Kilang Plaju,” katanya, Rabu (26/1/2022). IVO yang berasal dari tandan buah segar (TBS) sawit hasil panen petani sawit Muba tersebut, kata dia, yang dibawa untuk dikonversi menjadi bensin sawit di pabrik percontohan PT Pura Barutama Divisi Engineering Kudus, Jawa Tengah. Dalam skala uji coba tersebut, menghasilkan 1.000 liter per hari di mana umpan atas bensin sawit itu adalah IVO yang diproduksi unit Muba. Sementara TBS berasal dari hasil program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kecamatan Sungai Lilin dan Keluang. Adapun pilot plant IVO yang telah dibangun di Kabupaten Muba tersebut bekerjasama dengan tim peneliti Teknik Kimia ITB dan stakeholder terkait, sebagai bagian riset terintegrasi. Selain itu proyek percontohan itu juga disokong dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan kapasitas 6 ton IVO per jam. Sementara itu, Plt Bupati Muba Beni Hernedi mengatakan Muba menjadi pilot project pengembangan hilirisasi PSR menjadi energi baru terbarukan (EBT). Menurut dia, Pemkab Muba menaruh concern pengembangan kelapa sawit rakyat mulai dari hulu hingga hilir. “Dan ini diyakini akan memberikan kontribusi besar untuk realisasi EBT, yakni bensin sawit,” katanya. Beni mengaku akan terus mendukung petani sawit rakyat di Muba melalui program yang pro petani mandiri. “PSR sudah dimulai dari Muba. Program lainnya ikut juga demi kesejahteraan petani sawit rakyat Muba akan terus digencarkan,” katanya. Dia berharap, dengan serbuan sawit petani Muba untuk realisasi Bensa Indonesia ini, akan lebih meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Muba. “Semoga Bensa Indonesia menjadi harapan baru petani sawit di Indonesia khususnya di Muba,” katanya. Diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah meninjau uji coba pembuatan bensin dengan minyak sawit industri (Bensa) skala demo plant di PT Pura Kudus.
https://sumatra.bisnis.com/read/20220126/534/1493585/musi-banyuasin-siap-pasok-ivo-untuk-bensin-sawit
Kompas.com | Rabu, 26 Januari 2022
Pemerintah Mulai Uji Coba Bensin Sawit RON 115
Menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB), pemerintah mulai melakukan uji coba pembuatan bensin dengan minyak sawit industri (Bensa) skala demo plant. Hal ini dilakukan menyusul kesuksesan Biodesel dan Bioavtur sebelumnya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam kunjungan Lapangan Produksi Bensa Skala Pilot di Kudus, Jawa Tengah, mengatakan, ide dari bensin dan sawit sudah lama diinisiasi ITB, yang kemudian dua tahun lalu didorong agar bisa scale up dari hasil slaka laboratorium. “Dari skala pilot plantnya yang ada sekarang ini 1.000 liter umpan per hari, itu sudah bisa dihasilkan juga bahan bakar Bensa yang pada saat katalisnya masih segar bisa menghasilkan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 115, bahan bakar yang berkualitas tinggi,” kata Arifin dalam keterangan resminya, Selasa (25/1/2022). Menurut Arifin, Bensa sudah sesuai dengan tuntutan zaman di mana masyarakat dunia sudah lebih peduli dengan penggunaan energi yang ramah lingkungan. Nantinya akan mengarah ke energi yang bersi, energi yang bisa terbarukan. Tak hanya itu, Arifin juga menjelaskan bahwa Bensa merupakan salah satu jenis bahan bakar nabati (BBN) yang perlu didorong pengembangannya guna mencapai kemandirian energi dengan mengurangi impor, baik Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun LPG, yang terbukti membebani keuangan negara. Sayang, tak dijelaskan lebih detail terkait masalah uji coba Bensa menggunakan kendaraan bermotor. Padahal dalam foto terlihat bila bahan bakar sawit tersebut diisi ke tangki Honda PCX. “Untuk itu langkah ini sudah tepat, tinggal bagaimana kita melaksanakanya agar proyek ini memiliki nilai komersial yang kompetitif,” ujar Arifin. “Kita harus berusaha bisa mandiri di bidang yang menjadi kebutuhan bangsa, misalnya seperti energi, kita punya sumber energi yang beragam yang belum dimanfaatkan. Batubara, sawit dari hasil perkebunan, kita upayakan untuk bisa ditingkatkan produksinya, kalau tidak, maka kita akan menjadi negara yang tergantung impor,” katanya. Meski masih dalam tahap pilot project dan butuh perjuangan panjang untuk komersial, tapi Arifin mengatkan dari skala laboratorium, dan pilot plan, sudah bisa mengambil parameter penting bagaimana menuju ke arah skala produksi. Demo Plant Bensa merupakan unit produksi bensin sawit yang mengkonversi minyak sawit industrial (Industrial Vegetable Oil/IVO) menjadi bensin sawit, melalui proses perengkahan yang dikembangkan oleh Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK ITB), Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis ITB (LTRKK ITB). Proses konversi IVO menjadi bensin sawit, dilaksanakan dalam reaktor menggunakan katalis berbasis zeolite yang juga dikembangkan oleh PRK ITB dan LTRKK ITB. Sumber bahan baku demo plant berasal dari tandan buah sawit program replanting kebun rakyat di Kabupaten Musi Banyuasin.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/26/093100715/pemerintah-mulai-uji-coba-bensin-sawit-ron-115
Sindonews.com | Rabu, 26 Januari 2022
CPO Jadi Bensin, Menteri Arifin Tasrif Tak Ingin RI Jadi Negara Pengimpor
Pemerintah kembali menggaet Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam melakukan uji coba pembuatan bensin dengan minyak sawit industri (Bensa) skala demo plant. Bensa berkualitas tinggi ini akan menjadi parameter untuk penyusunan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) untuk produksi Bensa yang direncanakan berkapasitas 238,5 kilo liter (kl) per hari yang akan dibangun di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. “Hari ini saya berkesempatan melihat langsung proses dari crude palm oil (CPO) ke bensin , ide ini sudah lama diinisiasi oleh Institut Teknologi Bandung, Profesor Subagjo dan teman-teman, dan kemudian dua tahun yang lalu kita dorong supaya bisa di scale up dari hasil skala laboratoriumnya,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dikutip dari keterangan resminya, Rabu (26/1/2022). Lanjutnya, skala pilot plant berkapasitas 1.000 liter umpan per hari itu sudah bisa menghasilkan bahan bakar Bensa yang pada saat katalisnya masih segar bisa menghasilkan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 115, bahan bakar yang berkualitas tinggi. Produk Bensa yang terbukti menghasilkan energi berkualitas tinggi sudah sesuai dengan tuntutan zaman, di mana masyarakat dunia sudah lebih peduli dengan penggunaan energi yang ramah lingkungan. Tuntutan ke depan, lanjut Arifin, memang harus menggunakan energi yang bersih, energi yang bisa terbarukan. “Untuk itu langkah ini sudah tepat, tinggal bagaimana kita melaksanakanya agar proyek ini memiliki nilai komersial yang kompetitif,” ungkap Arifin. Bensa sendiri merupakan salah satu jenis bahan bakar nabati (BBN) yang perlu terus didorong pengembangannya oleh Pemerintah untuk mencapai kemandirian energi dengan mengurangi impor, baik Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun LPG, yang terbukti membebani keuangan negara. “Kita punya batu bara, sawit dari hasil perkebunan, kita upayakan untuk bisa ditingkatkan produksinya, kalau tidak, maka kita akan menjadi negara yang tergantung impor. Berapa banyak devisa yang harus kita keluarkan dan berapa banyak biaya subsidi yang harus kita alokasikan,” terang Arifin. Baca Juga: TPA Dorong Transformasi Digital di Industri Kelapa Sawit Menurutnya, saat ini Bensa masih tahap pilot project, masih butuh perjuangan yang panjang untuk menuju tahap komersial. Tetapi dari skala laboratorium, dari pilot plant, tentunya kita sudah bisa mengambil parameter-parameter penting bagaimana menuju ke arah skala produksi yang komersial,” lanjut Arifin. “Jadi kita sampaikan kepada tim ITB untuk terus semangat mempercepat proses-proses percobaan dan kemudian juga kita bisa memikirkan kedepannya menjadi skala komersial yang memang bisa dimanfaatkan bukan hanya di dalam negeri, mudah-mudahan juga bisa diekspor ke luar negeri,” pungkas Arifin.
https://ekbis.sindonews.com/read/667731/34/cpo-jadi-bensin-menteri-arifin-tasrif-tak-ingin-ri-jadi-negara-pengimpor-1643166091?showpage=all
Infosawit.com | Kamis, 27 Januari 2022
Produksi Bensin Sawit Direncanakan Berkapasitas 238,5 kilo liter/hari
Demo Plant Bensin Sawit (Bensa) merupakan unit produksi bensin sawit yang mengkonversi minyak sawit industrial (Industrial Vegetable Oil/IVO) menjadi bensin sawit melalui proses perengkahan yang dikembangkan oleh Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK ITB), Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis ITB (LTRKK ITB) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Subagjo. Proses konversi IVO menjadi bensin sawit dilaksanakan dalam reaktor menggunakan katalis berbasis zeolite yang juga dikembangkan oleh PRK ITB dan LTRKK ITB. Pengembangan integrasi industri sawit dalam negeri dari sektor hulu hingga hilir ini merupakan kerja sama ITB dan PT Pura Barutama, dengan pendanaan yang bersumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Dari skala pilot plantnya yang ada sekarang ini 1000 liter umpan per hari, itu sudah bisa dihasilkan juga bahan bakar Bensa yang pada saat katalisnya masih segar bisa menghasilkan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 115, bahan bakar yang berkualitas tinggi,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif saat mengunjungi Lapangan Produksi Bensa Skala Pilot di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (25/1), dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT. Bensa berkualitas tinggi ini akan menjadi parameter untuk penyusunan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) untuk produksi Bensa yang direncanakan berkapasitas 238,5 kilo liter (kl) per hari yang akan dibangun di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Diungkapkan, Arifin Tasrif, dirinnya berkesempatan melihat langsung proses dari crude palm oil (CPO) menjadi bensin, ide ini sudah lama diinisiasi oleh Institut Teknologi Bandung, Profesor Subagjo beserta teman-teman, dan kemudian dua tahun yang lalu di dorong supaya bisa di scale up dari hasil skala laboratoriumnya. Sekadar catatan, sumber bahan baku demo plant berasal dari tandan buah sawit yang diutamakan dari program replanting kebun rakyat, yang untuk uji coba ini berasal dari Kabupaten Musi Banyuasin, yang merupakan program kerja sama antara Dinas Perkebunan dan Koperasi Pekebun Rakyat bersama dengan peneliti ITB dan BPDPKS. Bahan baku tersebut diolah menjadi IVO pada pilot plant IVO yang telah dibangun di Kabupaten Musi Banyuasin oleh Tim Peneliti Teknik Kimia ITB bersama stakeholder terkait sebagai bagian riset terintegrasi yang juga dengan pendanaan BPDPKS dengan kapasitas 6 ton IVO/Jam.
https://www.infosawit.com/news/11889/produksi-bensin-sawit-direncanakan-berkapasitas-238-5-kilo-liter-hari
Kontan.co.id | Rabu, 26 Januari 2022
Pemerintah Siapkan BBM Baru dengan Oktan Tinggi, Bensa dari Kelapa Sawit
Selain biosolar, pemerintah juga menyiapkan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dari kelapa sawit. BBM baru dari kelapa sawit tersebut adalah jenis bensin bernama Bensa. Bensa bakal memiliki kualitas oktan yang lebih bagus dibandingkan bensin yang ada saat ini seperti Pertalite, Premium, Pertamax maupun Pertamax Turbo. Kandungan oktan Bensa lebih tinggi dibandingkan Pertamax Turbo yang mencapai 95. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), melakukan uji coba pembuatan bensin dengan minyak sawit industri atau Bensa skala demo plant untuk kendaraan bermotor. Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengatakan, Bensa diarahkan untuk tidak hanya sekadar uji coba semata, tapi juga bisa diproduksi massal. “Saat ini bensa masih tahap pilot project, masih butuh perjuangan yang panjang untuk menuju tahap komersial,” ujar Arifin, disitat dari Antara (25/1/2022). “Tetapi dari skala laboratorium, dari pilot plant, tentunya kita sudah bisa mengambil parameter-parameter penting menuju ke arah skala produksi yang komersial,” kata dia. Rencananya, pemerintah punya target untuk memproduksi Bensa sebesar 238,5 kiloliter per hari, yang akan dibangun di Kabupaten Musi Banyuasin (Sumatera Selatan) dan Kabupaten Pelalawan (Riau). “Dari skala pilot plant yang ada sekarang ini 1.000 liter umpan per hari, itu sudah bisa dihasilkan juga bahan bakar bensa yang pada saat katalisnya masih segar, bisa menghasilkan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 115, bahan bakar yang berkualitas tinggi,” ucap Arifin. Arifin juga mengatakan, Bensa merupakan salah satu jenis bahan bakar nabati yang perlu didorong pengembangannya oleh pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mencapai kemandirian energi dengan mengurangi impor, baik bahan bakar minyak maupun elpiji yang terbukti membebani keuangan negara. Apalagi pemerintah juga tengah mendorong agar masyarakat menggunakan energi yang bersih, yang bisa terbarukan. “Untuk itu langkah sudah tepat, tinggal bagaimana kita melaksanakannya agar proyek ini memiliki nilai komersial yang kompetitif,” ucap Arifin. Semoga saja, penelitian tentang Bensa cepat membuahkan hasil dan bisa diproduksi dalam jumlah massal.
https://nasional.kontan.co.id/news/pemerintah-siapkan-bbm-baru-dengan-oktan-tinggi-bensa-dari-kelapa-sawit
Kumparan.com | Rabu, 26 Januari 2022
Sulap Jelantah Menjadi Biodiesel, Mahasiswa UII Berhasil Lolos PHP2D dan P3D
Minyak goreng sawit menjadi salah satu kebutuhan yang wajib bagi masyarakat, rata-rata masyarakat menggunakan menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku masakan rumah tangga. Penggunaan minyak goreng akan menghasilkan minyak goreng bekas yang kita kenal dengan nama jelantah. Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali menyebabkan efek negatif bagi kesehatan, dan apabila dibuang ke lingkungan akan berakibat pada pencemaran tanah dan air. Dengan adanya permasalahan tersebut Himpunan Mahasiswa Kimia UII berinovasi dalam mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel dan produk-produk bermanfaat lainnya, tim Himpunan Mahasiswa Kimia UII berhasil mendapatkan hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020 dan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) 2021. Tim Himpunan Mahasiswa Kimia UII yang diketuai oleh Randy Ramadani dengan bimbingan Imam Sahroni berhasil melakukan edukasi terkait bahaya minyak jelantah, pelatihan pengolahan minyak jelantah dengan memberdayakan ibu-ibu PKK dan Karang Taruna desa Umbulmartani. “Kami merasa senang karena berhasil lolos dalam program ini, bahkan tim kami adalah satu-satunya tim yang berhasil lolos dalam program P3D”, kata Randy. Randy juga menambahkan “Kami melakukan beberapa kegiatan diantaranya edukasi kepada masyarakat yang dilakukan dengan cara mendatangi pedagang makanan serta menempelkan poster di tempat umum supaya menjangkau masyarakat yang luas. Selain itu, dilakukan sosialisasi pada masyarakat secara langsung di kantor dukuh seperti pada tanggal 22 September 2020. Pelatihan dan pemberdayaan dilakukan di kantor dukuh Kalisoro dengan melibatkan masyarakat langsung tentang pengolahan jelantah menjadi biodiesel sabun dan lilin” ” Program ini menjadi salah satu pengaplikasian ilmu kimia di masyarakat secara langsung. Tim Himpunan Mahasiswa Kimia UII mengangkat judul “Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Aditif di Desa Umbulmartani Kab. Sleman” dengan nama anggota tim, Randy Ramadani, Mediana Faraswati, Tiara Fatikha Sari, Toriqul Aziz Nurfallah, Nistira Khaerani, Bella Gustidiningrat, Siva Nur Salsabilla, Manda Raihana Andini, Evi Rahmawati, Faustin Naomi Dhetaya, dan Ahmad Nabil Shahab yang semuanya merupakan mahasiswa Kimia Universitas Islam Indonesia yang diharapkan menjadi contoh bagi mahasiswa lain” kata Imam Sahroni selaku dosen pembimbing. “Beberapa luaran kegiatan ini adalah terbentuknya pusat pengolahan minyak jelantah di Desa Umbulmartani tepatnya di dusun Kalisoro, bank energi ini berfungsi sebagai pusat pelatihan, pengumpulan jelantah, produksi jelantah dan penjualan hasil produksi oleh masyarakat yang dibina. Selain itu terdapat unit alat pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel yang disebut dengan ‘One Pot Reaction’. Alat tersebut merupakan alat yang dikembangkan sejak tahun 2018 dan mulai diaplikasikan pada program PHP2D 2020 dengan tujuan mudah diaplikasikan oleh masyarakat dan dapat menghasilkan biodiesel dengan maksimal”, kata Randy, (21/12/2021) “Program yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kimia Universitas Islam Indonesia ini sangat bermanfaat bagi warga kami, karena membantu masyarakat dalam mengatasi limbah yang dihasilkan setiap hari dan diolah menjadi produk-produk yang bermanfaat seperti biodiesel. Harapanya kegiatan ini terus berlanjut dan di tahun 2022 ketika pandemi berakhir kami akan memasukkan kegiatan ini dalam kegiatan rutin desa, dan mengalokasikan anggaran dana untuk pengembangan supaya menjangkau masyarakat yang lebih luas,” kata Hery Sasmita selaku sekretaris desa Umbulmartani (21/12/2021). Kegiatan ini menjadi awal untuk mewujudkan desa mandiri energi, dengan mengedukasi energi baru terbarukan menjadi harapan baru untuk mengatasi krisis energi yang bisa terjadi kapan saja. Harapan dari tim Himpunan Mahasiswa Kimia UII dengan terlaksananya program ini adalah desa Umbulmartani dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah untuk dimanfaatkan sebagai produk bernilai tinggi. Dengan begitu akan tercipta desa-desa yang mempunyai produktifitas tinggi dan membantu perekonomian masyarakat.
https://kumparan.com/randy-ramadani-1643119788626376878/sulap-jelantah-menjadi-biodiesel-mahasiswa-uii-berhasil-lolos-php2d-dan-p3d-1xNVRoRBHci/full