Pemerintah Bisa Saja Hemat APBN Hingga Puluhan Triliun Jika Manfaatkan Biodiesel Kelapa Sawit

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Wartaekonomi.co.id | Sabtu, 18 September 2021

Pemerintah Bisa Saja Hemat APBN Hingga Puluhan Triliun Jika Manfaatkan Biodiesel Kelapa Sawit

Pemanfaatan biodiesel sawit diyakini dapat menjadi alternatif mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia. Sebab, produksi minyak dalam negeri sebesar 746 ribu barel per hari dinilai belum mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak yang mencapai dua kali lipat lebih yakni sebesar 1,4 juta barel per hari. Ketua Bidang Marketing dan Pemasaran APROBI, Irma Rachmanian mengungkapkan bahwa kekurangan tersebut yang coba ditutupi melalui pemanfaatan biodiesel sawit yang dicampurkan dalam minyak solar. “Karena itu Indonesia bisa save Rp63,4 triliun pada 2020 karena potensi impor minyak berkurang,” katanya dalam dalam Palm Oil Edutalk D.I. Yogyakarta tentang Kupas Tuntas Mitos dan Fakta tentang Kepala Sawit, Sabtu (18/9/2021). Irma menerangkan program percampuran biodiesel sawit tersebut telah dimulai sejak 2008 dengan program B2.5, artinya dalam 1 liter minyak solar terdapat kandungan biodiesel sawit sebesar 2,5 persen. Langkah tersebut terus bergulir dan meningkat pada tahun 2014 dari B10 menjadi B20. Hingga tahun 2020 terus merangkak naik menjadi B30 yakni kadar biodiesel sawit mencapai sebesar 30 persen atau 30 ml dalam campuran minyak solar dalam 1 liter. Naiknya kadar persentase biodiesel sawit dalam solar menjadi B30, kemudian meneguhkan Indonesia sebagai negara pengguna biodiesel sawit terbesar di dunia. Pencapaian tersebut mengungguli negara tetangga Malaysia dengan biodiesel sawit sebesar B20, Argentina B10, dan Brazil B2. “Karena kadar biodieselnya terus meningkat dalam 5 tahun terakhir sehingga dapat mengurangi emisi karbon sebesar 14,34 juta ton pada 2020,” ucapnya. Ada pun kendaraan yang menggunakan B30 juga mendapatkan keuntungan seperti dapat meningkatkan Cetane Number (CN) atau angka setana yang merupakan ukuran kualitas bahan bakar diesel. Sedangkan dalam peforma mesin menjadi lebh baik dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon gas rumah kaca.

https://www.wartaekonomi.co.id/read361684/pemerintah-bisa-saja-hemat-apbn-hingga-puluhan-triliun-jika-manfaatkan-biodiesel-kelapa-sawit

 

BERITA BIOFUEL

 

 

CNBCIndonesia.com | Sabtu, 18 September 2021

Pertamina Salurkan Produk Dex 50 PPM Perdana di Indonesia

PT Pertamina Patra Niaga, selaku Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) melalui Regional Jawa Bagian Barat mewujudkan komitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan menciptakan produk kualitas tinggi dengan melakukan Penyaluran Perdana BBM Pertamina Dex 50 PPM di Indonesia bagi Konsumen Industri bertempat di Integrated Terminal Jakarta – Plumpang. Penyaluran perdana ini dilakukan menggunakan mobil tangki berkapasitas 16.000 liter ke Industri Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Executive General Manager Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading, Waljiyanto menjelaskan ini merupakan langkah konkret Pertamina mengimplementasikan aturan terkait EURO 4 sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, yang ditandatangani pada Maret 2017 dan Keputusan Nomor 146.K/10/DJM/2020 Dirjen Migas Kementerian ESDM tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri pada 30 Desember 2020. “Pertamina Dex Sulfur 50 PPM (part per million) adalah bahan bakar diesel kualitas tinggi dengan Cetane Number tertinggi 53 dengan Sulfur Content 50 part per million yang menjaga lingkungan dengan standar EURO 4 hasil produk kilang dalam negeri, Produk ini juga akan membuat mesin lebih tahan lama dan tangguh karena kandungan sulfurnya yang sangat rendah,” jelas Waljiyanto.

Ia juga menjelaskan Integrated Terminal Jakarta memperoleh pasokan Pertamina Dex 50 PPM dari Kilang Pertamina Internasional Unit Dumai serta menyusul akan disuplai dari Balongan, dan Balikpapan. “Dengan kapasitas tangki sebesar 11 juta liter, Produk BBM Industri Pertamina Dex 50 ppm ini kemudian disalurkan menuju Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM), Industri Otomotif dan Produsen Peralatan Asli / Original Engine Manufacturer (OEM) di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Nantinya secara bertahap masyarakat dapat segera menikmati produk Dex 50 ppm yang ramah lingkungan dan kompatibel dengan mesin kendaraan diesel terkini melalui outlet SPBU di wilayah Jawa Bagian Barat,” pungkas Waljiyanto Lebih lanjut, dia mengungkapkan untuk saat in Produk Pertamina Dex 50 ppm baru tersedia di Integrated Terminal Jakarta – Plumpang dan secara bertahap akan tersedia di beberapa lokasi Fuel Terminal wilayah Jawa Bagian Barat lainnya. Senada dengan Waljiyanto, Direktur PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, Kristijanto mengungkapkan Hino menetapkan Pertamina Dex sebagai bahan bakar standard factory filling. Factory filling adalah pengisian bahan bakar untuk kendaraan sebelum disampaikan kepada konsumen. “Selama ini, Hino terus mengedukasi pelanggannya agar menggunakan Pertamina Dex, karena Dex merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan emisi gas buang yang lebih bersih. Serta membuat performa Hino menjadi lebih bagus di lapangan,” ungkap Kristijanto pada kesempatan yang sama.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210917173519-4-277223/pertamina-salurkan-produk-dex-50-ppm-perdana-di-indonesia