Produsen Biofuel Indonesia Siap Jalankan Program B35 Februari 2023

| Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Medcom.id | Selasa, 31 Januari 2023

Produsen Biofuel Indonesia Siap Jalankan Program B35 Februari 2023

Produsen Biofuel Indonesia menyatakan kesiapannya untuk menjalankan program bahan bakar campuran minyak sawit, biodiesel 35 (B35) mulai 1 Februari 2023. Wakil Sekjen Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) Suwandi Winardi menyebut, pihaknya  telah menyalurkan biodiesel fame sesuai spesifikasi B35 mulai Januari ini. “Bulan Januari anggota kami telah menyalurkan biodiesel dengan spesifikasi yang sudah diperbaharui kementerian dengan spesifikasi baru pencampuran B35,” kata Suwandi Winardi dalam tayangan Metro TV, Senin, 30 Januari 2023. Winardi mengatakan kapasitas industri biofuel tahun ini mencapai 18,9 juta kiloliter atau sangat memadai untuk program B35 yang bahkan melebihi alokasi yang ditetapkan pemerintah untuk P35 sebesar 13 juta kiloliter. Rencananya program B35 akan dilakukan secara penuh mulai 1 Februari 2023. APROBI juga telah melakukan uji coba B40 pada pertengahan tahun 2022 lalu. Proses kajian peningkatan ke B40 juga telah dirampungkan pada Desember 2022 dan masuk dalam tahap penyelesaian laporan serta menunggu izin dari pemerintah. “Secara prinsip teknis, B40 juga sudah bisa dijalankan dan sudah siap untuk diimplementasikan. Tinggal menunggu kepastian dari pemerintah untuk B40,” kata dia.

https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/zNPjPvEk-produsen-biofuel-indonesia-siap-jalankan-program-b35-februari-2023

 

BERITA BIOFUEL

 

Katadata.co.id | Senin, 30 Januari 2023

Mendag: Bahan Baku Minyak Goreng Berkurang karena Biodiesel B35

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui pasokan minyak goreng di pasar tradisional menipis karena kekurangan bahan baku, yakni minyak sawit mentah atau CPO. Minyak goreng subsidi Minyakita tengah langka di pasar tradisional dan dijual dengan harga tinggi. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui pasokan minyak goreng di pasar tradisional menipis karena kekurangan bahan baku, yakni minyak sawit mentah atau CPO. Zulkifli mengatakan, minimnya bahan baku untuk industri minyak goreng disebabkan oleh naiknya permintaan di industri biodiesel. Pasalnya, pemerintah telah meningkatkan program B20 menjadi B35 pada tahun ini. Peningkatan tersebut menyebabkan kebutuhan industri biodiesel bertambah sebanyak tiga juta kiloliter menjadi 12 juta kiloliter. Oleh karena itu, Zulkifli telah meminta 30 produsen minyak goreng untuk menambah pasokan minyak milik pemerintah atau Minyak Kita dalam waktu dekat. Menurutnya, penambahan pasokan tersebut akan membuat kapasitas produksi Minyak Kita naik dari 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan. “Mudah-mudahan dengan itu kami bisa membanjiri kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan minyak goreng merek Minyakita,” kata Zulkifli di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (30/1). KPPU Usut Kelangkaan Minyakita Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU mengusut penyebab dari adanya kelangkaan minyak goreng bersubsidi Minyakita. Pasalnya, kelangkaan stok janggal karena terjadi saat kondisi industri sawit stabil. Minyakita saat ini tengah langka di pasar dan dijual di atas Rp 16.000 per liter. Padahal Harga Eceran Tertinggi atau HET minyak goreng curah atau bersubsidi adalah Rp 14.000 per liter. Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala mengatakan, kelangkaan stok Minyakita ini janggal karena KPPU tidak menemukan adanya kenaikan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil/CPO yang cukup signifikan. Selain itu, saat ini tidak ada indikasi gagal panen Tandan Buah Segar atau TBS.  “Tapi ini kondisinya agak berbeda, ada kejanggalan. Kami tidak melihat kenaikan harga CPO yang cukup signifikan, juga tidak ada indikasi adanya kegagalan panen TBS. Kami tidak mendapatkan informasi tersebut. Maka kami akan mengkroscek kembali,” ujar Mulayawan dalam acara Konferensi Pers terkait Kelangkaan Minyak Curah dan Minyakita, di Kantor KPPU, Senin (30/1). Dia mengatakan, KPPU belum mengetahui alasan mengapa tiba-tiba beberapa produsen mengurangi produksi kemasan minyak goreng sederhananya. Dengan begitu, KPPU akan usut permasalahan tersebut dengan meminta data produksi dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. “Ini akan kami usut, tapi kami harus dapatkan datanya dulu dari Kemendag dan Kemenperin untuk mendapatkan berapa total produksi dari minyak curah dan Minyakita,” ujarnya. Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. USDA memproyeksikan produksi CPO Indonesia bisa mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/202.

https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/63d7ae729a08a/mendag-bahan-baku-minyak-goreng-berkurang-karena-biodiesel-b35

Jawa  Pos | Senin, 30 Januari 2023

Produksi CPO Empat Tahun Stagnan (Kewajiban B35 Mulai 1 Februari, Konsumsi Dalam Negeri Bakal Naik)

Industri minyak Kelapa Sawit masih dalam batas yang aman dan mampu bertahan di tengah pandemi. Namun, kinerjanya terbilang stagnan selama empat tahun terakhir. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membeberkan bahwa tingkat produksi dan ekspor CPO belum berhasil mencatatkan peningkatan yang signifikan karena dipengaruhi banyak hal. Gapki mencatat produksi crude Palm Oil (CPO) tahun lalu sebesar 46,729 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah dari hasil 2021 sebesar 46,88 juta ton. Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan, penurunan produksi merupakan tahun keempat yang terjadi secara ber- turut-turut. “Produksi CPO cenderung terus turun atau stagnan sejak Kelapa Sawit diusahakan secara komersial di Indonesia,” ujarnya akhir pekan lalu di Jakarta. Sedangkan ekspor tahun lalu mencapai 30,803 juta ton. Realisasi ini menurun dibanding 2021 sebesar 33,674 juta ton. “Ada penurunan ekspor sekitar 8,5 persen,” ucapnya. Kondisi penurunan ekspor tersebut juga jadi tahun keempat berturut-turut. Meski demikian, nilai ekspor tahun lalu mencapai USD 39,28 miliar, lebih tinggi dari 2021 sebesar USD 35,5 miliar. Menurut Joko, kinerja industri sawit nasional 2022 dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya, cuaca yang ekstrem basah, lonjakan kasus Covid-19 pada Februari, dimulainya perang Ukraina-Rusia pada Februari, harga minyak nabati termasuk minyak sawit yang sangat tinggi, serta harga minyak bumi yang sangat tinggi. Ditambah, kebijakan pelarangan ekspor produk minyak sawit oleh pemerintah pada 28 April hingga 23 Mei 2022. Selain itu, produksi sawit nasional dipengaruhi oleh harga pupuk yang tinggi dan sangat rendahnya capaian program peremajaan sawit rakyat (PSR). “Kejadian tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja industri sawit Indonesia baik dalam produksi, konsumsi, maupun ekspor,” urainya. Joko menyampaikan, kondisi yang memengaruhi industri sawit sepanjang 2022 diperkirakan masih akan berdampak pada kinerja tahun ini. Produksi diperkirakan belum akan meningkat atau stagnan. Sementara, konsumsi dalam negeri diperkirakan akan meningkat akibat penerapan kewajiban B35 mulai 1 Februari 2023. Adapun konsumsi dalam negeri tahun lalu secara total mencapai 20,96 juta ton. Capaian tersebut lebih tinggi dari 2021 sebesar 18,422 juta ton. Yang didominasi untuk industri pangan tercatat hingga 9,941 juta ton. Realisasi itu lebih tinggi dari 2021 sebesar 8,954 juta ton. Bahkan, kebutuhan tersebut juga lebih tinggi dari 2019 sebelum pandemi sebanyak 9,86 juta ton. Kemudian, konsumsi industri oleokimia tahun lalu mencapai 2,185 juta ton atau 2,8 persen lebih tinggi dari 2021 sebesar 2,126 juta ton. Sedangkan biodiesel 2022 mencapai 8,842 juta ton. Angka itu lebih tinggi dari 2021 sebesar 7,342 juta ton. “Biodiesel tumbuhnya tinggi karena konsumsi solar meningkat pascapandemi,” pungkasnya.

Neraca | Selasa, 31 Januari 2023

Pemerintah Masih Hitung Dampak Penurunan Harga Minyak Dunia ke Harga BBM

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah masih memonitor dampak dari tren penurunan harga minyak mentah dunia terhadap kemungkinan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di dalam negeri. “Harga minyak kita kan masih di bawah harga sub- sidi, jadi tentu akan dimonitor keberlangsungan daripada penurunan harga minyak,* kata Menko Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, lakarta, Senin (30/1). Selain itu, kata dia, pemerintah telah mengimplementasikan penggunaan campuran BBM solar dengan biodiesel sebanyak 35 persen atau B35. Hal tersebut mengurangi impor solar dan juga menekan jumlah subsidi yang dikucurkan pemerintah untuk jenis BBM tersebut. “Namun ini (penurunan harga minyak mentah dunia) terus kita akan monitor,” ujar Menko Airlangga Hartarto. Pemerintah juga sedang menyusun kebijakan untuk membuat biaya bahan bakar avtur menjadi lebih kompetitif. Kenaikan harga avtur telah memicu peningkatan tarif transportasi yang juga berimbas kepada kenaikan inflasi “Ini akan dikalkulasi dan akan dirapatkan bagaimana kita bisa menurunkan biaya untuk avtur,” kata Menko Airlangga. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, harga minyak turun di perdagangan Asia pada Senin sore karena produsen global kemungkinan akan mempertahankan produksi dan investor berhati-hati menjelang pertemuan Bank Sentral AS Federal Reserve(Fed) yang rentan memacu gejolak pasar. Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 74 sen atau 0,8 persen, menjadi 85,92 dolar AS per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS merosot 61 sen atau 0,8 persen menjadi 79,07 dolar AS per barel. Menjelang pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 31 Januari-1 Februari, pasar secara luas mem-perkirakan bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa perpanjangan kenaikan biaya pinjaman The Fed akan menghambat pertumbuhan permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar dunia. “Kemungkinan terbebani oleh potensi kenaikan suku bunga dalam pertemuan Fed mendatang,” kata Kepala Analisis APAC, Serena Huang, di Vortexa, dalam sebuah surat elektronik. Para menteri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, kemungkinan juga tidak akan mengubah kebijakan produksi minyak mereka saat ini ketika mereka akan bertemu secara virtual pada 1 Februari 2023.

Kontan | Selasa, 31 Januari 2023

Ada Program B35, Emiten Sawit Berjaya

Upaya pemerintah mendorong penggunaan energi baru terbarukan tak main-main. Terbaru, mulai Rabu (1/2) ini, pemerintah akan memberlakukan penerapan program biodiesel B35. Sekadar pengingat, biodiesel B35 merupakan campuran biodiesel antara bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak Kelapa Sawit dengan bahan bakar minyak (BBM) diesel. Jadi, lewat B35, pemerintah akan meningkatkan persentase campuran BBN ke dalam BBM jenis minyak solar dari 30% (B30) menjadi 5% (B35). Analis Phintraco Sekuritas Ahich Paskalis Tambelang menilai, implementasi B35 akan berdampak positif bagi emiten perkebunan. Sebab, produk utama emiten sawit akan lebih banyak terserap untuk B35. Terlebih, Indonesia tidak hanya menjadi produsen crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. “Namun Indonesia juga konsumen terbesar di dunia, sehingga market CPO ada di Indonesia sendiri,” ujar Alrich, Senin (30/1). Dia melihat, secara historis, penerapan program B30 di sepanjang tahun 2021 berdampak positif untuk emiten CPO. Ini tercermin dari peningkat- an pendapatan emiten. Alrich mencontohkan kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Emiten sawit Grup Astra ini meraup pendapatan Rp 24,32 triliun pada tahun 2021, naik 29,29% secara tahunan. Laba bersih AALI pun melonjak 136,63% secara tahunan jadi Rp 1,97 triliun. Alrich memperkirakan, kenaikan porsi BBN jadi 35%, akan mendongkrak permintaan CPO. “Jika penggunaan minyak nabati berbasis CPO naik, akan searah dengan pertumbuhan pendapatan emiten perkebunan,” imbuh dia. Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Isra-hyanti berpendapat, kebijakan program B35 akan mendorong permintaan CPO lebih tinggi. Efeknya, top line emiten CPO berpotensi naik. Sejalan dengan itu, Desy memproyeksi, kinerja saham emiten perkebunan akan ikut terdongkrak. “Pendapatan akan ikut meningkat. Investor akan merespons kebijakan ini dengan apresiasi pada harga saham emiten,” kata dia. Desy merekomendasikan beli saham AALI dan LSIP dengan target harga masing-masing Rp 9.200 dan Rp 1.200. Sedang Alrich menjagokan AALI, TAPG dan SSMS. Dalam empat tahun terakhir, emiten ini tidak melakukan ekspor. Artinya, 100% pendapatan emiten dari pasar domestik. Dia merekomendasikan beli saham AALI, TAPG dan SSMS dengan target harga masing-masing berada di Rp 8.750, Rp 685 dan Rp 1.745.

Suara.com | Senin, 30 Januari 2023

Gegara Biodiesel, Devisa Negara Hemat Rp 122,6 Triliun Sepanjang 2022

Pemerintah berencana memasifkan penggunaan BBM biodiesel pada kendaraan. Selanjutnya, pemerintah akan menerapkan penggunaan biodiesel dengan campuran solar dan minyak kelapa sawit 35% atau B35 pada Februari 2023. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan,, penggunaan biodiesel ini justru menghemat devisa negara. Sepanjang tahun 2022, penghematan devisa mencapai ratusan triliun.   “Devisa yang berhasil dihemat 2022 Rp 122,6 triliun atau USD 8,3 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (30/1/2023). Arifin melanjutkan, sepanjang tahun 2022 kemarin penggunaan biodiesel sebanyak 10.45 juta kiloliter atau lebih tinggi dari target yang hanya 10,1 juta kiloliter. “Kita targetkan di 2023 itu mencapai 13 juta KL. 2023 ini insha Allah di bulan Februari program B35 segera diimplementasikan,” imbuhnya. Sebelumnya, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo mengatakan program biodiesel B35 merupakan campuran biodiesel antara bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit dengan BBM diesel. Dari campuran tersebut, kadar minyak sawit dalam bahan bakar adalah 35 persen, sementara 65 persen sisanya merupakan BBM solar. Edi pun mengungkapkan pihaknya telah meminta persetujuan insentif pembiayaan program Biodiesel B35 kepada Kementerian Keuangan dan telah disetujui. Nantinya, program B35 ini wajib dilakukan pada semua kendaraan terutama untuk yang menggunakan solar dengan cetane number 48 atau di bawah 51. “Kalau yang kita mungkin memang ada relaksasi itu di atas 51 itu masih dimungkinkan tidak mencampur dengan bahan bakar nabati biodiesel. Jadi semua transportasi berat maupun semua kendaraan juga harus menggunakan biodiesel 35 persen per 1 Februari 2023,” kata Edi.

https://www.suara.com/bisnis/2023/01/30/153228/gegara-biodiesel-devisa-negara-hemat-rp-1226-triliun-sepanjang-2022