Uji Coba Perdana B40 untuk Kereta Api

| Artikel, Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp
Uji Coba Perdana B40 untuk Kereta Api. Sumber: Sawit Indonesia

Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam transisi energi berkelanjutan dengan meluncurkan uji coba perdana penggunaan biodiesel B40 pada kereta api. Uji coba ini dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada 22 Juli 2024. Pengujian dilakukan menggunakan kereta api Bogowonto yang melayani rute Yogyakarta-Pasar Senen.

Apa Itu B40?

B40 adalah campuran bahan bakar yang terdiri dari 60% solar dan 40% bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit. Program ini diharapkan menjadi solusi strategis untuk mengurangi konsumsi solar dan emisi gas buang. Menurut Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, uji coba ini menjadi langkah awal untuk penerapan B40 dalam sektor perkeretaapian di Indonesia. Uji coba ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset kereta api Bogowonto selama 1.200 jam, y. Diperkirakan pengujian membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk diselesaikan.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan B40

Pemerintah Indonesia berupaya memperluas adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai sektor. Setelah sukses menerapkan B40 pada industri otomotif, uji coba berikutnya pada tahun 2024. Uji coba selanjutnya akan difokuskan pada alat pertanian (alsintan) dan sektor perkeretaapian. Selanjutnya, penerapan B40 akan diperluas ke industri pertambangan, alat berat, perkapalan, dan pembangkit listrik. Diperkirakan, sebanyak 16 juta kiloliter B40 akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Penggunaan B40 tidak hanya akan meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga menghemat devisa negara secara signifikan. Pada tahun 2023, penggunaan B35 berhasil menghemat devisa hingga Rp 122 triliun. Dengan penerapan B40, penghematan ini diproyeksikan meningkat menjadi sekitar Rp 144 triliun pada tahun 2025. Selain itu, B40 juga diperkirakan mampu menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 42,5 juta ton. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan penggunaan B35 yang mencapai 12,23 juta kiloliter pada tahun 2023.

Tantangan dan Optimisme Penggunaan B40 di Kereta Api

PT KAI, yang saat ini menggunakan sekitar 300 juta liter bahan bakar B35 setiap tahun, optimistis bahwa peralihan ke B40 tidak akan menimbulkan masalah berarti pada performa mesin kereta api. Vice President of Logistics PT KAI, Suryawan Putra Hia, menegaskan bahwa selama penggunaan B35, performa mesin kereta api berjalan tanpa hambatan. Oleh karena itu, dia yakin peralihan ke B40 akan berjalan lancar. Meskipun tantangan yang lebih besar mungkin akan muncul ketika mencoba B100 di masa depan.

Uji coba B40 pada mesin lokomotif dan genset kereta api dilakukan secara bersamaan. Hal ini dilakukan pada kereta barang dengan rute Jakarta-Surabaya, sementara uji genset dilakukan pada kereta api Bogowonto yang melayani rute Lempuyangan-Pasar Senen. Uji coba mesin lokomotif sudah dimulai sejak 3 Juli 2024 dan diharapkan selesai pada Desember 2024. Sementara itu, uji coba genset diperkirakan akan berlangsung hingga November 2024.

Untuk mendukung uji coba ini, PT KAI telah membangun fasilitas pencampuran bahan bakar dan pengisian bahan bakar di lima lokasi strategis: Cipinang (Jakarta), Arjawinangun (Cirebon), Cepu (Blora), Lempuyangan (Yogyakarta), dan Pasar Turi (Surabaya).

Uji coba penggunaan B40 pada kereta api ini menandai langkah penting dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon. Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan dukungan infrastruktur yang memadai, program B40 diharapkan dapat diimplementasikan secara penuh pada tahun 2025, membawa Indonesia semakin dekat pada tujuan energi berkelanjutan.