Industri Sawit Diprediksi Prospektif pada 2021
Koran-jakarta.com | Kamis, 4 Maret 2021
Industri Sawit Diprediksi Prospektif pada 2021
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono optimistis pada 2021 produksi minyak sawit Indonesia akan naik signifikan. Hal itu karena pemeliharaan kebun yang lebih baik, cuaca yang mendukung dan harga yang menarik sehingga diperkirakan mencapai 49 juta ton untuk CPO dan 4,65 juta ton untuk PKO (palm kernel oil) Dengan komitmen pemerintah untuk melanjutkan program B30, konsumsi biodiesel diperkirakan sebesar 9,2 juta KL (Aprobi 2021) yang setara dengan 8 juta ton minyak sawit. “Penggunaan sawit untuk oleokimia di 2021 diperkirakan sekitar 2 juta ton untuk domestik dan sekitar 4,5 juta ton untuk ekspor (Apolin 2021),” ucapnya dalam acara 40 tahun usia Gapki bersama Forum Pimred di Jakarta, Kamis (4/2) Joko memaparkan permintaan minyak nabati dunia akan sangat tergantung dari keberhasilan vaksin Covid-19. Menurutnya, keberhasilan program vaksin akan meningkatkan aktivitas ekonomi sehingga akan meningkatkan konsumsi minyak nabati termasuk minyak sawit. Selain itu, banyak negara yang karena alasan ekonomi terpaksa lebih terbuka. Ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan meningkat pada 2021, baik secara volume maupun nilainya. Namun, Joko memperingatkan berjangkitnya kembali Covid-19 di Tiongkok maupun negara lain serta African Swine Fever dapat mengganggu permintaan oilseed dan oilmeal. Kondisi tersebut pada akhirnya akan mengganggu permintaan minyak nabati, termasuk minyak sawit. Beberapa isu penting menjadi fokus kegiatan GAPKI tahun ini, meliputi penerapan dan pengawalan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan Peraturan Perundangan turunannya; penguatan penerapan sustainability; percepatan dan penyelesaian sertifikat ISPO bagi anggota GAPKI; serta penguatan kemitraan untuk Peningkatan Percepatan Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
BERITA BIOFUEL
Bisnis.com | Jum’at, 5 Maret 2021
Intip yuk! Pengembangan Kilang Hijau Berbahan Bakar Sawit di Cilacap
Pengembangan kilang hijau dengan produk-produk energi hijau, seperti Green Diesel dan Green Avtur di Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap masih berlangsung. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada akhir Desember 2021. Energi hijau yang dihasilkan RU IV Cilacap berbahan dasar minyak kelapa sawit. Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya menerangkan bahwa uji coba Green Diesel (D 100) sukses dilakukan pada Januari 2021 dengan komposisi refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO) sebesar 100 persen. “RBDPO adalah minyak kelapa sawit yang sudah melalui proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Pertamina, Kamis (4/3/2021).
Sementara itu, Green Avtur menggunakan refined, bleached, and deodorized palm kernel oil (RBDPKO), yakni minyak inti kelapa sawit. “Uji coba Green Avtur sudah berhasil dilakukan, bahkan sudah diuji di laboratorium GMF [Garuda Maintenance Facility],” kata Ifki. Green Diesel dan Green Avtur diproduksi di Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) dengan kapasitas produksi yang akan terus ditingkatkan. “Kapasitas produksi Green Avtur sebesar 8.000 barel per hari dan Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari. Kapasitasnya akan terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan pasar, mulai 2023 nanti,” kata Ifki. Produksi Green Diesel dan Green Avtur di Kilang Pertamina Cilacap dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, dilakukan pengolahan RBDPO sebesar 3.000 barel per hari untuk menghasilkan Green Diesel D100 yang direncanakan on-stream pada akhir Desember 2021. Selanjutnya pada tahap kedua, akan dilakukan pengolahan CPO sebesar 6.000 barel per hari untuk menghasilkan Green Diesel D100 atau Green Avtur yang direncanakan on-stream pada akhir Desember 2022. Sebelumnya, Pertamina RU IV sudah memproduksi Green Gasoline sejak April 2020. “Green Gasoline yang launching di RU III Plaju, kami duplikasi di RU IV dan pada April 2020 sudah dicoba dengan 20 persen bahan baku menggunakan RBDPO. Pengolahan di kilang RFCC menjadi Green Gasoline dengan kualitas Oktan sekelas Pertamax,” tuturnya.