Inovasi Green Energy untuk Mengatasi Keterbatasan Energi

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Harian Ekonomi Neraca | Rabu, 4 November 2020

Inovasi Green Energy untuk Mengatasi Keterbatasan Energi

PT Pertamina (Persero) terus memastikan pengembangan program Green Energy berjalan sesuai visi pemerintah untuk menciptakan ketahanan dan kemandirian energi nasional sekaligus menjawab tantangan transisi energi ke depan. Berbagai inovasi dengan memanfaatkan teknologi terkini dilakukan Pertamina dalam pemanfaatan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang berlimpah di Indonesia. Pada Juli 2020, Pertamina sukses melakukan uji coba produksi Green Diesel (D100) di Kilang Dumai sebesar 1.000 barel. Sebelumnya di Maret 2020, juga telah dilakukan ujicoba co-processing Green Gasoline di Kilang Cilacap. Uji coba juga akan berlanjut untuk co-processing Green Avtur yang ditargetkan pada akhir 2020. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, produk Green Diesel D100 yang 100% dan Green Gasoline/Green Avtur diolah dari bahan dasar kelapa sawit. Produk ini pun direaksikan menggunakan katalis Merah Putih yang diproduksi Research Technology Center (RTC) Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). “Setelah uji coba produk Green Diesel D100 di kilang Dumai berikut Green Fuel atau Green Avtur di Kilang Cilacap, Pertamina juga bersinergi dengan BUMN lain dan juga juga Perguruan Tinggi akan membangun pabrik katalis yang akan mendorong TKDN di industri migas dan kimia sehingga akan mengurangi defisit transaksi negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasiona,” ungkapnya. Hal ini pun dijalankan pararel dengan project pembangunan Standalone BiorefinerydiCilacapmau-pun di Plaju. “Pertamina tetap berkomitmen untuk selalu berinovasi dalam mencipatakan produk yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Fajriyah.

Tak hanya itu, Subhol-ding Power and New Renewable Energy Pertamina yaitu PT Pertamina Power Indonesia (PPI) juga memiliki portofolio proyek fine Bersih yangberagam. Salah satunya yang sedang dalam proses konstruksi adalah Proyek Independent Power Producer (IPP) LNG-to-Power Jawa-1 dengan kapasitas 1760 Mega Watt (MW), yang berlokasi di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat Sampai dengan Januari 2020, progress proyek telah mencapai 87,5% dan ditargetkan mencapai COD pada tahun 2021. Selain IPP Jawa-1, beberapa proyek yang telah dioperasikan PPI antara lain Proyek Pembangkit ListrikTenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 4 MW, berlokasi di area Kilang LNG Badak, Kalimantan Timur, kemudian Proyek Pembangkit ListrikTenaga Biogas (PLTBg), yang berasal dari pengolahan limbah Kelapa Sawit dengan kapasitas 2.4 MWyang merupakan hasil kerjasama antara PPI dengan PT Perkebunan Nusantara (PTP-N) III, serta Proyek Pengoperasian dan Perawatan (OM) PLTBg milik PTPN II di area Kwala Sawit dan Pagar Merbau, Sumatera Utara, dengan total kapasitas 2 MW PPIjugamelakukanpe-ngembangan PLTS di SP-BU-SPBU Pertamina sebagai bagian dari optimalisasi bauran energi di wilayah operasi Pertamina. Untuk tahun 2020 ini masih ditargetkan sebanyak 50 SPBU dan akan bertambah kedepannya. “Sampai saat ini, PPI telah membuktikan kompetensi dan kapabilitasnya sebagai penyedia Energi Bersih. Ke depan, perusahaan akan terus memperluas komitmen pengembangan Energi Bersih, baik untuk kebutuhan di luar Pertamina, maupun di internal di lingkungan Pertamina sendiri,” tambah Fajriyah.

Dalam mengantisipasi trend energi masa depan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ErickTho-hir sendiri mendukung sepenuhnya langkah Perta- mina untuk melakukan transformasi ke Green E-nergy. Transformasi energi sudah diimplementasikan Pertamina melalui program B30, serta percepatan program gasifikasi batu bara menjadi metanol dan dimethyl ether(DME)yang bisa mengurangi impor LPG yang sudah mencapai enam juta metrik. Selain itu, Erick Thohir dan Kementerian BUMN terus mendorong transformasi BUMN bidang energi, termasuk mendorong terwujudnya kerja sama Pertamina dengan beberapa BUMN dalam pengembangan bisnis baterai kendaraan listrik (electric vehi-cle/EV) yang dipercaya sebagai sumber energi di masa depan. Seperti diketahui, berhasil melakukan lompatan besar dengan sukses melakukan uji coba produksi Green Diesel D100 sebesar 1.000 barel per hari di Kilang Dumai, Riau, pada Juli lalu. Produksi D100 menggunakan bahan baku 100% minyak sawit tersebut menjadi kado Pertamina menjelang HUT Ke-75 Kemerdekaan RI pada 17 A-gustus 2020. Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dalam pidato kenegaraan pada Jumat 15 Agustus 20-20, bahwa upaya besar telah dan sedang dilakukan dalam membangun kemandirian energi.

Katadata.co.id | Selasa, 3 November 2020

Minyak Jelantah Rumah Tangga Masih Banyak Terbuang

Minyak jelantah masih dianggap sekadar sampah oleh kebanyakan masyarakat level rumah tangga di Indonesia. Hal ini terbukti dari survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap 140 rumah tangga pengguna minyak goreng pada Agustus-September 2020 lalu. Survei menunjukkan, hanya 35,7 persen responden yang tidak membuang minyak goreng bekas pakainya. Ada berbagai alasan pelaku rumah tangga tidak mengolah minyak jelantah, mulai dari tidak tahu cara mengolah jelantah (73,3 persen), tidak tahu menjual ke mana (38,9 persen), tidak mau repot (34,4 persen), menganggap minyak bekas berbahaya (23,3 persen), dan lainnya (4,4 persen). Alhasil, rumah tangga yang memanfaatkan nilai ekonomi jelantah dengan menjualnya hanya 3,57 persen. Survei juga menunjukkan, minat rumah tangga untuk mendaur ulang jelantah sebenarnya cukup tinggi. Berdasar indeks kemauan untuk mendaur ulang dengan skala 1-5, dengan nilai 1 paling rendah dah 5 paling tinggi, didapat angka 4,11 dari rata-rata seluruh responden. Hanya saja, mayoritas responden tidak tahu cara memanfaatkan dan bisa menjual jelantahnya ke mana. Padahal dengan konsumsi minyak goreng yang mencapai 13 juta liter pada 2019 saja, potensi minyak jelantah yang bisa dihasilkan mencapai 7,8 juta liter. Potensi ini merupakan perhitungan dari hasil survei yang menunjukkan rasio minyak goreng bekas pakai dari rumah tangga mencapai 60,82 persen. Apabila dimanfaatkan dengan baik, potensi minyak jelantah bisa dijadikan berbagai produk, termasuk biodiesel.

https://katadata.co.id/padjar/infografik/5fa1323b451a1/minyak-jelantah-rumah-tangga-masih-banyak-terbuang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *