Katalis Merah Putih Siap Ubah Sawit Jadi Solar, Bensin, Avtur

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Bisnis.com | Kamis, 28 Januari 2021

Katalis Merah Putih Siap Ubah Sawit Jadi Solar, Bensin, Avtur

Indonesia siap membuat solar, bensin hingga avtur berbahan baku mintak sawit, menyusul proses pembangunan pabrik Katalis Merah Putih yang merupakan teknologi kuncinya. Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan Katalis Merah Putih adalah kebanggaan Indonesia karena produk tersebut mampu mengubah minyak intisawit menjadi solar, bensin, hingga avtur dari bahan nabati. “Tahapannya sekarang tidak berhenti sampai tataran konsep, tetapi sudah sampai prototipe dan pengujian di kilang mini milik Pertamina, dan sekarang sedang dikembangkan pabrik katalisnya sekaligus proses pengilangan yang lebih besar,” ujar Bambang pada acara Rakornas Riset dan Inovasi 2021, Rabu (27/1/2021). Katalis Merah Putih, katanya, akan mendekatkan pabrikan pengolahan intikelapa sawit dengan perkebunan. Hal ini karena konsepnya tidak sekadar menciptakan bahan bakar nabati tetapi juga mendorong partisipasi petani kebun sawit. Ia menjelaskan pemasok sawit tidak hanya perusahaan besar tetapi petani juga bisa menyalurkan tandan buah segargnya ke pabrik pengolahan intisawit, yang selanjutnya menghasilkan diesel biokarbon sebagai dari bahan bakar nabati, khususnya solar. “Nanti juga akan dikembangkan menjadi produk substitusi lain, seperti bensin, maupun produk substitusi avtur,” ujar Bambang. Dengan Katalis Merah Putih, lanjutnya, Indonesia akan mampu menghasilkan bahan bakar yang tidak hanya bersih, tetapi juga berkualitas yang lebih tinggi. Ia memastikan bahan bakar fosil bisa digantikan oleh biohidrokarbon 100 persen dari minyak sawit berkat Katalis Merah Putih.

Pengembangan Katalis Merah Putih merupakan satu dari empat fokus superprioritas nasional, di samping garam industri, PUNA MALE Elang Hitam, dan Pesawat N219. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan rencananya membangun pabrik katalis untuk mengembangkan produksi Green Diesel D100 yang 100% dan Green Gasoline/Green Avtur diolah dari bahan dasar kelapa sawit. Pada Juli 2020, Pertamina sukses melakukan uji coba produksi Green Diesel (D100) di Kilang Dumai dengan volume 1.000 barel. Pada Maret 2020 juga telah dilakukan ujicoba co-processing Green Gasoline di Kilang Cilacap, dilanjutkan co-processing Green Avtur yang ditargetkan pada akhir 2020. Green Diesel D100 yang 100% dan Green Gasoline/Green Avtur diolah dari bahan dasar kelapa sawit. Produk ini pun direaksikan menggunakan Katalis Merah Putih yang diproduksi Research & Technology Center (RTC) Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). “Setelah uji coba Green Diesel D100 di kilang Dumai berikut Green Fuel atau Green Avtur di Kilang Cilacap, Pertamina juga bersinergi dengan BUMN lain dan perguruan tinggi untuk membangun pabrik katalis yang akan mendorong TKDN di industri migas dan kimia sehingga akan mengurangi defisit transaksi negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasiona,” katanya Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Minggu (1/11/2020).

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210128/257/1349415/katalis-merah-putih-siap-ubah-sawit-jadi-solar-bensin-avtur

Kontan.co.id | Kamis, 28 Januari 2021

Dengan Kendaraan Listrik dan Biodiesel, Pemerintah Targetkan Hemat 437.000 Barrel BBM Per Hari pada 2030

Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengurangi ketergantungan impor BBM sebagai sumber utama energi kendaraan nasional. Langkah-langkah ini tertuang dalam Grand Strategi Energi nasional. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, salah satu langkah utama yang akan dilakukan ialah dengan memasifkan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. Ia bahkan menargetkan, pada 2030 akan terdapat 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik yang beroperasi di Indonesia. “Upaya ini dapat menggantikan konsumsi BBM sebesar 77.000 barrel per hari,” kata Arifin dalam Media Group Summit 2021, Kamis (28/1/2021). Bukan hanya lewat kendaraan listrik, pemerintah juga berencana memasifkan penggunaan bahan bakar gas atau BBG, untuk menekan konsumsi BBM nasional. Sebab, kata Arifin, potensi gas yang dimiliki Indonesia sangat besar. Dengan rencana peningkatan penggunaan BBG, penghematan konsumsi BBM yang terjadi pada 2030 diproyeksi dapat mencapai 122.000 barrel per hari. “Ini akan mengurangi kebutuhan BBM kita cukup besar,” ujar Arifin. Terakhir, pemerintah akan melanjutkan program penggunaan bahan bakar nabati berupa biodiesel, yang saat ini telah mencapai biodiesel 30 persen atau B30. Arifin menargetkan, lewat penggunaan biodiesel, konsumsi BBM yang dapat ditekan pada 2030 mencapai 238.000 barrel per hari. Dengan demikian, total konsumsi BBM yang dapat dihemat melalui ketiga program tersebut, mulai tahun 2030 diproyeksi dapat mencapai 437.000 barrel per hari. “Ini angka yang cukup signifikan,” ucap Arifin.

https://money.kompas.com/read/2021/01/28/134351126/dengan-kendaraan-listrik-dan-biodiesel-pemerintah-targetkan-hemat-437000

Republika.co.id | Kamis, 28 Januari 2021

Penggunaan Subsidi Biodiesel Sawit Dinilai Belum Optimal

Dalam lima tahun terakhir, produktivitas kelapa sawit Indonesia disebut masih lebih rendah dibandingkan Malaysia. Kepala Pusat Kebijakan APBN Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Ubaidi Socheh Hamidi mengatakan, hal itu terjadi karena banyak lahan sawit yang belum matang, perawatan dan penggunaan pupuk yang belum optimal. Selain itu, dukungan bagi petani plasma ia anggap belum sebaik di Malaysia. “Ada beberapa tantangan di sektor hulu yaitu keterbatasan lahan dan moratorium perluasan lahan, kesejahteraan perkebun mandiri termasuk isu sengketa lahan, deforestasi dan degradasi lahan. Ini adalah tantangan yang harus dimitigasi risikonya terutama dalam pembuatan kebijakan,” kata Ubaidi dalam diskusi Katadata Virtual Forum Series dengan tema Dampak Ekonomi Sawit bagi Daerah, Kamis (28/1). Ubaidi menambahkan, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di sektor hulu sawit, pemerintah sudah menyiapkan program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program BPDPKS antara lain pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit dan penyedian dan pemanfaatn bahan bakar nabati. “Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia, menciptakan pasar domestik, menyerap kelebihan CPO di pasar dalam rangka stabilisai harga dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar dia. Program OfficerCenter Tata Kelola Sawit Madani Berkelanjutan Trias Fetra menilai penggunaan dana perkebunan sawit belum maksimal memberikan kesejahteraan bagi petani sawit. Dia mengatakan, dari Rp 11 triiliun dana sawit, sekitar 80 persen digunakan untuk subsidi biodiesel.

Tujuannya, kata Trias, agar produksi biodiesel meningkat sehingga mampu menyerap produksi CPO sehingga mampu mendongkrak harga CPO dan implikasi lainnya meningkatkan harga tandan buah segar sawit.  “Namun, berdasarkan hasil analisis input output, penggunaan dana sawit untuk subsidi biodiesel tidak memberikan nilai mannfaat besar terhadap keseimbangan faktor produksi dibanding menggunakannya untuk program yang berkaitan langsung dengan perkebunan sawit,” ujarnya. Trias menambahkan, kebijakan penggunaan dana sawit untuk subsidi biodiesel bisa dikatakan belum optimal. Itu karena, nilai tukar petani perkebunan rakyat tidak meningkat kecuali pada 2017. Padahal, masih menurut dia, apabila dana tersebut digunakan sepenuhnya untuk sawit maka akan terjadi peningkatan pertumbuhan output pada sektor produksi perkebunan sawit sekitar 6,52 persen. Trias juga mengungkapkan tentang minimnya alokasi anggaran daerah untuk petani sawit. Ia mencontohkan, berdasarkan data pada 2020, provinsi Riau mengalokasikan 66 persen anggaran di Dinas Perkebunan tidak spesifik digunakan untuk alokasi langsung pada peningkatan kesejahteraan petani sawit. Padahal, Riau merupakan provinsi dengan tutupan sawit terbesar di Indonesia. “Kondisi petani sawit kita masih jauh dari sejahtera. Dalam tata niaga industri ini, petani sawit masih dikebiri, dana sawit yang harusnya untuk mereka dikooptasi oleh korporasi dan petani sawit juga belum menjadi prioritas terkait anggaran di daerah,” klaim dia. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Heronimus Hero mengungkapkan, perkebunan kelapa sawit membantu meningkatkan sumber devisa provinsi Kalimantan Barat serta membuka lapangan kerja. Oleh karena itu, untuk mengelola perkebunan sawit, Pemprov Kalimantan Barat terus meningkatkan kapasitas perkebun seperti penggunaan benih bersertifikat, lalu perbaikan tata kelola dan penangaan konflik serta pengawasan lingkungan dan penguatan akses pasar.

https://www.republika.co.id/berita/qnnjaa456/penggunaan-subsidi-biodiesel-sawit-dinilai-belum-optimal

Bisnis.com | Kamis, 28 Januari 2021

Pengurangan Impor BBM Terus Diupayakan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah secara serius mencari cara agar masalah impor bahan bakar minyak bisa ditekan. Menurutnya, salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk menekan impor BBM dengan implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang masuk dalam strategi besar energi nasional. “KBLBB didorong untuk mengurangi ketergantungan impor BBM, yang akan berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia,” katanya dalam webinar Sustainable Energy: Grean and Clean, Kamis (28/1/2021). Dalam draf strategi besar nasional tersebut, tuturnya, salah satu upaya menghentikan impor BBM dilakukan dengan mendorong program kendaraan listrik sebanyak 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor pada 2030. Arifin menjelaskan bahwa upaya tersebut diharapkan dapat menggantikan konsumsi BBM sekitar 77.000 barel per hari sehingga menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 7,23 juta ton CO2e (ekuivalen karbon dioksida). “Pada akhirnya, program kendaraan listrik akan berjalan maksimal dengan didukung oleh pengembangan EBT sebagai energi primer untuk pembangkit listrik,” ungkapnya. Di samping itu, untuk mengurangi emisi dan impor BBM di sektor transportasi, pemerintah menerapkan kebijakan mandatori biodiesel. Pada 2016, mandatori biodiesel 20 persen atau B20 diklaim telah berjalan baik. Untuk itu, mulai awal 2020 mandatori biodiesel ditingkatkan menjadi B30 yang berlangsung hingga saat ini. Untuk peningkatan ke tahap selanjutnya, Arifin mengatakan bahwa pada saat ini masih dilakukan uji coba oleh Lemigas sebagai institusi litbang ESDM. Pada 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel mencapai 8,46 juta kiloliter (kl) dan telah menghemat devisa sekitar Rp38,31 triliun. Selanjutnya, pada 2021 pemanfaatan biodiesel akan meningkat menjadi 9,2 juta kl. “Pada 2030 pemanfaatan biodiesel diperkirakan akan mengurangi emisi GRK sekitar 42,4 juta ton CO2,” jelasnya.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210128/44/1349091/pengurangan-impor-bbm-terus-diupayakan

Kontan.co.id | Kamis, 28 Januari 2021

Desain kelar, Pertamina targetkan konstruksi fase-1 Kilang Cilacap rampung akhir 2021

PT Pertamina (Persero) targetkan proyek Kilang Cilacap untuk pengembangan biodiesel dapat kelar pada akhir tahun 2021 mendatang. SVP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto mengungkapkan tahap desain telah diselesaikan oleh Pertamina. “Tahapan selanjutnya adalah konstruksi Fase-1 dengan pelaksanaan modifikasi peralatan dengan target selesai akhir tahun 2021,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1). Agus melanjutkan dengan rampungnya konstruksi fase-1, Kilang Cilacap ditargetkan sudah bisa mengolah Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) sebanyak 3.000 barel per hari. Agus menambahkan saat ini belum ada kerjasama yang diteken untuk pemenuhan kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) untuk Kilang Cilacap. Kendati demikian, ia memastikan pasokan CPO dapat diperoleh dari sejumlah pihak. “CPO dapat dipasok dari perkebunan sawit di Indonesia yang dikelola oleh petani, BUMN/PTPN, atau Swasta. Pengadaan pasokan CPO melalui mekanisme pengadaan/tender,” kata Agus. Sementara itu nantinya, biodiesel yang diolah direncanakan untuk diserap pasar domestik. Bahkan, Pertamina tak menutup opsi untuk mengekspor produksi yang ada.

https://newssetup.kontan.co.id/news/desain-kelar-pertamina-targetkan-konstruksi-fase-1-kilang-cilacap-rampung-akhir-2021

CNNIndonesia.com | Kamis, 28 Januari 2021

2 Juta Mobil Listrik Bisa Hemat Konsumsi BBM 77 Ribu Barel

Menteri ESDM Arifin Tasrif memprediksi kehadiran 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik bisa menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) hingga 77 ribu barel pada 2030 mendatang. “Upaya tersebut diharapkan dapat menggantikan konsumsi BBM sekitar 77 ribu barel per hari,” jelasnya di acara Media Group News Summit Indonesia 2021 secara virtual, Kamis (28/1). Proyeksi konsumsi BBM yang turun akan menurunkan realisasi impor minyak. Namun, belum ada hitungan mengenai potensi penurunan tersebut. “Ini tentu akan mengurangi ketergantungan impor BBM yang akan berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia,” katanya. Tak sampai di situ, penggunaan mobil listrik ke depan juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) ke depan. Perkiraannya, GRK bisa turun sampai 7,23 juta ton CO2e. Kendati begitu, proyeksi ini bergantung pada realisasi pembangunan industri mobil dan baterai listrik ke depan. Kemudian juga bergantung pada pengembangan program energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi primer pembangkit listrik. Pengembangan EBT, lanjut dia, juga bisa memungkinkan penurunan konsumsi BBM yang lebih besar. Salah satunya dengan mengganti konsumsi BBM dengan gas. “Pada 2030 nanti, kalau kita ganti BBM dengan BBG, maka penghematan sebesar 112 ribu barel per hari,” tuturnya. Begitu juga bila konsumsi BBM bisa digantikan dengan biofuel yang merupakan campuran solar dan minyak nabati. Hitung-hitungan dia, penggunaan biodiesel dapat menghemat konsumsi BBM mencapai 238 ribu barel per hari pada 2030.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210128154535-85-599589/2-juta-mobil-listrik-bisa-hemat-konsumsi-bbm-77-ribu-barel

Kontan.co.id | Kamis, 28 Januari 2021

Pertamina dan TNI lanjutkan kerja sama strategis untuk penuhi kebutuhan BMP

Pertamina dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Jual Beli Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) Tahun Anggaran 2021. Penandatanganan kerjasama itu dilakukanoleh Vice President Industrial & Marine Fuel Business PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Waljiyanto dengan Para Pejabat Pembuat Komitment (PPK) dari Unit Operasi (UO) Mabes TNI. Waljiyanto mengatakan, Pertamina sebagai perusahaan energi terbesar milik negara siap memenuhi kebutuhan energi TNI. “Produk yang kami siapkan sudah sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh TNI. Selain itu, dengan aset Pertamina yang tersebar luas di seluruh Indonesia, kami yakin kami dapat mendukung kebutuhan TNI dengan baik,” jelas Waljiyanto dalam keterangan resminya, Kamis (28/1). Pertamina akan menyediakan beragam produk, mulai dari Avgas, Avtur, Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite, Premium, Biosolar/High Speed Diesel (HSD), Pertamina Dex, Kerosene, Marine Diesel Fuel (MDF), Marine Gas Oil (MGO), dan Pelumas dalam beberapa varian. Dengan terhubungnya sistem digitalisasi MySAP Pertamina dan e-BBM TNI, Waljiyanto yakin penyaluran BMP TNI di tahun 2021 juga akan lebih baik. “Seluruh produk tersebut akan Pertamina salurkan untuk seluruh satuan TNI. Digitalisasi juga diharapkan akan memaksimalkan penyaluran agar lebih tepat, cepat, dan transparan, ” tambah Waljiyanto. Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam sambutannya yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal TNI Letjen TNI (Mar) Bambang Suswantono mengatakan bahwa, penandatanganan kontrak bersama ini merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 1 tahun 2015 tentang percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. “Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan penggunaan anggaran sehingga dapat berjalan dengan tertib sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan. Dengan dilaksanakannya penandatanganan kontrak di awal tahun maka diharapkan akan mempercepat daya serap anggaran TNI TA 2021 dan dapat menghindari terjadinya kegiatan lintas tahun,” tegas Irjen TNI Letjen Bambang Suswantono mewakili Panglima TNI.

https://industri.kontan.co.id/news/pertamina-dan-tni-lanjutkan-kerja-sama-strategis-untuk-penuhi-kebutuhan-bmp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *