Pelaku Usaha Siap Terapkan Euro 4
Harian Seputar Indonesia | Rabu, 15 Juli 2020
Pelaku Usaha Siap Terapkan Euro 4
Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu meminta para menteri terkait agar segera menuntaskan regulasi soal penurunan emisi gas rumah kaca. Hal ini terkait dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 26 % pada 2020 dan naik menjadi 29% pada 2030 sesuai dengan konvensi perubahan iklim yang telah diratifikasi Indonesia. Itulah mengapa pemerintah mengharuskan kendaraan menerapkan standar emisi Euro 4 dan pengembangan biodiesel 30% (B30) yang diresmikan Presiden akhir tahun lalu. Standar Euro 4 mempersyaratkan RON minimal 92 dan kandungan sulfur maksimum 50 ppm. Dengan demikian BB M lebih berkualitas dan efisien. Keuntungan lainnya adalah kualitas udara semakin baik yang berkontribusi positif bagi kesehatan masyarakat. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindusrian (Kemperin) Putu Juli Ardika baru-baru ini mengatakan, penerapan Euro 4 akan berdampakpositifbagi industri automotdf. Dia menjelaskan, saat ini mayoritas negara lain sudah menggunakan standar Euro 4. Jadi jika Indonesia memakai standar yang sama, pabrikan di Indonesia dapat mengekspor kendaraan secara efisien lewat satu jalur produksi sehingga pabrikan automotif Indonesia akan berdayasaingkuat di pasar global.
CEO JNE Muhammad Feriadi menyatakan sebagai pelaku industri jasa logistik yang menggunakan alat transpor- tasi, pihaknya selalu mendukung kebijakan pemerintah. Diameyakiniaturanyangdiam-bil pemerintah ini tentu demi kebaikan semua, terlebih untuk mengurangi polusi udara. Feriadi mengatakan implementasi Euro 4 tentu akan berdampak pada belanja modal perusahaan ke depan. Meskipun demikian ia menjamin pihaknya akan menyesuaikan dengan aturan yangberlaku. Dukungan juga diberikan oleh Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita. Hanya saja ia meminta pemerintah mengkaji lebih komprehensif sebelum menerapkan standar emisi gas buang Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel. Diamenjelaskan.saatiniada keraguan apakah mesin diesel Euro 4 bisa mengonsumsi bahan bakar B30 (campuran 30 % bahan bakar nabati) sesuai dengan roadmap pemerintah untuk menggalakkan energi hijau di Indonesia. Untuk itu pengecekan secara menyeluruh danpengujianmesinselamabe-berapa tahun perlu dilakukan untuk memastikan mesin diesel Euro 4 aman memakai ba-han bakar B30. Sementara itu Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando De-mily mengatakan sebagai salah satu produsen mobil komersial, pihaknya sangat mendukung kebijakan pemerintah soal penerapan standar emisi Euro 4. Apalagi Isuzu sendiri sejak 2011 sudah menggunakan teknologi common rail yang kompatibel dengan BBM solar Euro 4. Tahun lalu, menurut Ernando, Isuzu juga telah menggunakan teknologi common rail un- tuklsuzuElf. Meskipundemiki-an dia mengakui penerapan Euro 4 dan biodiesel 30 (B30) dalam waktu bersamaan merupakan tantangan tersendiri bagi produsen dalam mempro- duksi mobil yang kompatibel
Bisnis.com | Selasa, 14 Juli 2020
Isuzu Astra Siap Implementasikan Euro 4 dan B30 Sekaligus
PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyatakan siap menyambut penerapan standar emisi Euro 4 dan mandatori biodiesel 30 persen atau B30. Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily menyatakan perusahaan telah bergerak cepat dengan mengoordinasi seluruh tim sejak pemerintah memutuskan kebijakan implementasi Euro 4 dan B30. “Kami harus memenuhi terhadap Euro 4. Namun, pada saat yang bersamaan, pemerintah juga meminta comply dengan B30. Sekarang Isuzu bisa deklarasikan bahwa kami siap mengimplementasikan Euro 4 dan juga B30,” ujarnya dalam webinar, Senin (13/7/2020). Ernando mengatakan bahwa Isuzu sudah mengimplementasikan teknologi Euro 4 sejak lama. Menurutnya, salah satu persyaratan kendaraan Euro 4 adalah menggunakan mesin common rail. “Sejak 2011, Isuzu memperkenalkan kendaraan common rail yang kita kenal dengan nama Isuzu GIGA dan Isuzu ELF. Tentu kami sudah siap Euro 4,” tuturnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P20/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/3/2017, mobil bermesin bensin wajib memenuhi standar Euro 4 mulai September 2018, sementara diesel efektif berlaku pada 10 Maret 2021. Namun, akibat pandemi virus corona atau Covid-19, penerapan wajib emisi Euro 4 terpaksa ditunda hingga April 2022. Penundaan itu tertuang dalam surat yang diterbitkan oleh KLHK No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020.
Kompas.com | Selasa, 14 Juli 2020
Tekan Polusi Udara, Pelaku Usaha Siap Terapkan Euro 4
Pemerintah mengharuskan kendaraan menerapkan standar emisi Euro 4 dan pengembangan biodiesel 30 persen (B30). Standar Euro 4 mensyaratkan RON minimal 92 dan kandungan sulfur maksimum 50 ppm. Dengan demikian, BBM lebih berkualitas dan efisien. Manfaat lainnya adalah kualitas udara semakin baik yang berkontribusi positif bagi kesehatan masyarakat. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindusrian (Kemperin), Putu Juli Ardika mengatakan, penerapan Euro 4 akan berdampak positif bagi industri otomotif. Adapun saat ini mayoritas negara lain sudah menggunakan standar Euro 4. “Jadi, jika Indonesia memakai standar yang sama, maka pabrikan di Indonesia dapat mengekspor kendaraan secara efisien lewat satu jalur produksi. Sehingga, pabrikan otomotif Indonesia akan berdaya saing kuat di pasar global,” ujar Putu dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7/2020). Penerapan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan berbahan bakar solar di Indonesia sedianya dilaksanakan pada April 2021 namun karena adanya pandemi Covid 19 maka ditunda hingga April 2022. CEO JNE Muhammad Feriadi menyatakan sebagai pelaku industri jasa logistik yang menggunakan alat transportasi, pihaknya selalu mendukung kebijakan pemerintah. Dia meyakini aturan yang diambil pemerintah ini tentu demi kebaikan semua, terlebih untuk mengurangi polusi udara.
“Implementasi Euro 4 tentu akan berdampak pada belanja modal perusahaan ke depan,” ujar Feriadi. Meskipun demikian, ia menjamin pihaknya akan menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita meminta pemerintah mengkaji lebih komprehensif sebelum menerapkan standar emisi gas buang Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel. Dijelaskan, saat ini ada keraguan apakah mesin diesel Euro 4 bisa mengonsumsi bahan bakar B30 (campuran 30 persen bahan bakar nabati) sesuai roadmap pemerintah untuk menggalakkan energi hijau di Indonesia. Untuk itu, pengecekan secara menyeluruh dan pengujian mesin selama beberapa tahun perlu dilakukan untuk memastikan mesin diesel Euro 4 aman memakai bahan bakar B30. Adapun Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily mengatakan, sebagai salah satu produsen mobil komersial, pihaknya sangat mendukung kebijakan pemerintah soal penerapan standar emisi Euro 4. Apalagi, Isuzu sendiri sejak tahun 2011 sudah menggunakan teknologi common rail yang kompatibel dengan BBM solar Euro 4. Tahun lalu, papar Ernando, Isuzu juga telah menggunakan teknologi common rail untuk Isuzu Elf. Meskipun demikian, ia mengakui, bahwa penerapan Euro 4 dan biodiesel 30 (B30) dalam waktu bersamaan merupakan tantangan tersendiri bagi produsen dalam memproduksi mobil yang kompatibel. Oleh sebab itu, sejak pemerintah memutuskan menerapkan Euro 4 dan B30 secara bersamaan, pihaknya langsung bekerja sama dengan prinsipal di Jepang untuk mempersiapkan produk yang mampu mengakomodasi Euro 4 dan B30. “Untuk saat ini, kami sudah siap mengimplementasi keduanya secara bersamaan,” ungkap Ernando. Ernando menjelaskan, menghadapi berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan inovasi baru yang mampu menyeimbangkan antara bisnis dan kesehatan. Selain itu, sebagai produsen, pihaknya juga berusaha mengurangi beban biaya pengusaha logistik dan transporter. Salah satu dengan Isuzu link yang dapat membantu konsumen menggunakan mobil dengan lebih efektif dan efisien. Dengan Isuzu link konsumen dapat mengetahui posisi kendaraannya, cara mengemudi sopirnya sudah baik atau belum, kapan kendaraan harus diservis, dan sebagainya.
Detik.com | Selasa, 14 Juli 2020
Penerapan BBM Ramah Lingkungan Genjot Industri Otomotif RI
Penerapan standar Euro 4 untuk kendaraan diesel ditunda hingga April 2022 karena COVID-19. Industri otomotif juga pelaku usaha yang menggunakan kendaraan diesel melakukan persiapan untuk menerapkan standar ini pada kendaraan mereka. Dari segi industri, sektor manufaktur siap untuk menerapkan standar emisi Euro 4. Pada dasarnya, industri otomotif mendukung penuh penerapan standar Euro 4 di kendaraan demi penggunaan BBM yang ramah lingkungan. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemperin), Putu Juli Ardika baru-baru ini mengatakan, penerapan Euro 4 akan berdampak positif bagi industri otomotif. Dikatakannya, mayoritas negara lain sudah menggunakan standar Euro 4. Jadi, jika Indonesia memakai standar yang sama, maka pabrikan di Indonesia dapat mengekspor kendaraan secara efisien lewat satu jalur produksi. “Sehingga, pabrikan otomotif Indonesia akan berdaya saing kuat di pasar global,” katanya Selasa (14/7/2020). Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily mengatakan sebagai salah satu produsen mobil komersial, pihaknya sangat mendukung kebijakan pemerintah soal penerapan standar emisi Euro 4. Apalagi, Isuzu sendiri sejak tahun 2011 sudah menggunakan teknologi common rail yang kompatibel dengan BBM solar Euro 4. Tahun lalu, papar Ernando, Isuzu juga telah menggunakan teknologi common rail untuk Isuzu Elf. Namun dikatakannya, penerapan Euro 4 dan bio diesel 30 (B30) dalam waktu bersamaan merupakan tantangan tersendiri bagi produsen dalam memproduksi mobil yang kompatibel. Karena itu, sejak pemerintah memutuskan menerapkan Euro 4 dan B30 secara bersamaan, pihaknya langsung bekerja sama dengan prinsipal di Jepang untuk mempersiapkan produk yang mampu mengakomodasi Euro 4 dan B30. “Untuk saat ini, kami sudah siap mengimplementasi keduanya secara bersamaan,” tegas Ernando.
Ernando menjelaskan, menghadapi berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan inovasi baru yang mampu menyeimbangkan antara bisnis dan kesehatan. Selain itu, sebagai produsen, pihaknya juga berusaha mengurangi beban biaya pengusaha logistik dan transporter. Salah satu dengan Isuzu link yang dapat membantu konsumen menggunakan mobil dengan lebih efektif dan efisien. Dikatakan, dengan Isuzu link konsumen dapat mengetahui posisi kendaraannya, cara mengemudi sopirnya sudah baik atau belum, kapan kendaraan harus diservis, dan sebagainya. Penerapan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan berbahan bakar solar di Indonesia sedianya dilaksanakan pada April 2021 namun karena adanya pandemi Covid 19 maka ditunda hingga April 2022. Hal ini tercantum dalam Surat Penundaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 yang tertanggal 20 Mei 2020. Sedangkan, standar Euro 4 untuk kendaraan berbahan bakar bensin telah dilakukan pada 2018. Untuk mendukung hal tersebut, kendaraan harus menerapkan ramah lingkungan. Salah satunya yang tengah disiapkan adalah standar emisi Euro 4 dan pengembangan bio diesel 30% (B30) yang diresmikan Presiden akhir tahun lalu. Standar Euro 4 mensyaratkan RON minimal 92 dan kandungan sulfur maksimum 50 ppm. Dengan demikian BBM lebih berkualitas dan efisien. Keuntungan lainnya adalah kualitas udara semakin baik yang berkontribusi positif bagi kesehatan masyarakat. CEO JNE Muhammad Feriadi menyatakan sebagai pelaku industri jasa logistik yang menggunakan alat transportasi, pihaknya selalu mendukung kebijakan pemerintah. Dia meyakini aturan yang diambil pemerintah ini tentu demi kebaikan semua, terlebih untuk mengurangi polusi udara. Feriadi mengatakan, implementasi Euro 4 tentu akan berdampak pada belanja modal perusahaan ke depan. Meskipun demikian, ia menjamin pihaknya akan menyesuaikan dengan aturan yang berlaku.
Gridoto.com | Selasa, 14 Juli 2020
Cara Pakai Wealthy Biodiesel B30 Fuel Treatment, Mudah Sekali
Produk perawatan bahan bakar dari Wealthy Diesel Treatment B30, cara pakainya cukup mudah. Biodiesel B30 menggunakan 30 persen Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai unsur nabati yang dicampur dengan 70 persen petrolium diesel murni. “FAME ini punya sifat menarik molekul air dari udara saat terjadi kondensasi di dalam tangki, juga bisa mengalami pengendapan menjadi kental,” tambah Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung kepada GridOto.com. Dengan produk Wealthy Diesel Treatment B30, gejala pengentalan dan kandungan air di dalam tangki bahan bakar bisa diatasi. Dalam kemasan botol berukuran 100 ml bisa dicampurkan dengan jumlah bahan bakar sampai 160 liter. “Rata-rata mobil diesel di Indonesia punya ukuran tangki 40 – 60 liter, jadi bisa dituang setengah botol saja setiap pemakaian,” terang Arief Hidayat, CEO Wealthy Group kepada GridOto.com. Anda tinggal campurkan cairan diesel treatment ini melalui tutup tangki setelah melakukan pengisian bahan bakar. Kemudian Anda bisa diamkan sejenak untuk memberi jeda waktu cairan sampai larut dan bereaksi dengan bahan bakar. “Kalau sering isi dari setengah kurang sampai full tank, cairan bisa dipakai setiap pengisian bahan bakar,” jelas Arief. “Atau kalau selalu isi dari setengah lebih sampai full tank pencampuran bisa dilakukan sekali dalam setiap dua kali pengisian bahan bakar,” tambah Arief.