Pemerintah Tunda Program B40 Tahun Ini, Ini Alasannya
Kompas.com | Selasa, 6 April 2021
Pemerintah Tunda Program B40 Tahun Ini, Ini Alasannya
Pemerintah RI melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menunda melanjutkan program mandatori biodiesel 30 persen (B30) menjadi biodiesel 40 persen (B40) pada tahun ini. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, hal tersebut karena pertimbangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang masih rendah dan harga minyak sawit yang masih tinggi. Sehingga, akan dibutuhkan tambahan insentif dan subsidi lebih besar dibandingkan saat merealisasikan program B30. Untuk diketahui, proyeksi besaran insentif program terkait sekitar Rp 46 triliun. Sementara fokusan pengeluaran negara saat ini untuk memulihkan berbagai sektor yang terdampak pandemi Covid-19. “Per-tahun ini kita tidak melihat peningkatan B30 ke B40, namun secara teknis kita terus siapkan,” ujar Dadan dalam konferensi virtual beberapa waktu lalu. “Untuk B30 kira-kira perlu Rp 46 triliun, ada duitnya? Insya Allah ada dengan adanya perubahan tarif pungutan ekspor sawit. Kalau untuk B40 ada nggak duitnya? Itulah salah satu kenapa kita tidak jadi terapkan B40 di tahun ini,” lanjutnya. Selain kekurangan anggaran untuk insentif, ia menyebut pertimbangan lain belum diterapkannya B40 adalah karena konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang anjlok. “Konsumsi BBM tidak nambah, sekarang kan harga sawit sedang baik-baiknya,” ujarnya. Kendati demikian, Dadan menyebut pihaknya tengah mempersiapkan unsur-unsur teknis untuk B40, yakni menguji dan meneliti dari kualitas dan spesifikasi biodiesel, persentase kadar air, serta persentase kontaminan pengotornya. Ia juga mengatakan sudah memiliki komposisi untuk B40 ini dan sudah dilakukan pengetesan di mesin mobil dan lolos 1.000 jam. “Dulu kan menggunakan jalan raya untuk dites, tapi karena pandemi kita lakukan di lab, 1.000 jam dengan kecepatan 50 kpj, maka untuk jarak 50.000 km dulu dan 40.000 km itu siap,” ucapnya.