Produsen Migor Tutup Saat CPO Jadi Raja, Saatnya B30 Ngalah?

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNBCIndonesia.com | Rabu, 2 Maret 2022

Produsen Migor Tutup Saat CPO Jadi Raja, Saatnya B30 Ngalah?

Pasokan minyak goreng diprediksi masih akan terkendala akibat terbatasnya pasokan bahan baku, minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO). Sementara itu, harga CPO terus menguat cetak rekor dan jadi minyak nabati termahal di dunia. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, saat ini ada 6 produsen minyak goreng (migor) yang berhenti produksi karena tidak mendapat pasokan CPO. “Kebijakan pemenuhan kebutuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) hanya bisa dilaksanakan perusahaan terintegrasi. Yakni, produsen eksportir dan memasok ke pasar domestik, alias perusahaan terintegrasi. Anggota GIMNI ada 34 produsen minyak goreng, hanya 16 yang terintegrasi. Sisanya, produsen yang pasarnya memang hanya di dalam negeri. Lalu, ada perusahaan di luar GIMNI, yang hanya eksportir minyak goreng,” kata Sahat kepada CNBC Indonesia, Senin (28/2/2022). Tanpa koneksi bisnis, jelasnya, eksportir akan kesulitan memasarkan CPO di dalam negeri, sementara produsen migor lokal kesulitan membeli dari eksportir tersebut. Sementara itu, India dikabarkan meminta Indonesia menaikkan pasokan minyak sawit ke negara itu menyusul kosongnya pasokan minyak bunga matahari akibat krisis di Ukraina. Selama ini, minyak tersebut dipasok dari kawasan Laut Hitam. Dimana, Rusia dan Ukraina memasok hingga 13% atau setara 1,6 juta ton kebutuhan minyak untuk pangan India tahun 2021. Dan, lebih setengah kebutuhan minyak sawit India berasal dari Indonesia. Seperti dilansir Reuters, 2 Maret 2022, pejabat India-Indonesia dikabarkan telah bertemu secara virtual untuk membahas kebutuhan India tersebut. Juga, India diberitakan meminta Indonesia untuk sementara mengurangi blending biodiesel yang saat ini adalah wajib B30. “Untuk sementara, Indonesia bisa lebih mengutamakan makanan daripada bahan bakar,” demikian Reuters mengutip sumber, Rabu (2/3/2022). Hanya saja, Reuters melansir, belum berhasil mengonfirmasi baik kepada pemerintah Indonesia maupun India. Sementara itu, minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) terus cetak kenaikan harga. Bahkan, dalam perdagangan Kamis, 3 Maret 2022, tradingeconomics.com mencatat harga kontrak CPO sempat cetak rekor baru di 7.108 ringgit Malaysia per ton. Harga CIF India untuk pengiriman Maret 2022 adalah US$1.925 per ton CPO, sementara minyak kedelai US$1.865 per ton dan minyak rapeseed US$1.900 per ton. Minyak sawit jadi minnyak nabati termahal saat ini. Lonjakan harga CPO dipicu terhentinya pasokan minyak nabati lainnya, minyak bunga matahari dari kawasan Laut Hitam akibat perang Rusia-Ukraina. Padahal, kawasan itu memasok 76% kebutuhan minyak bunga matahari dunia. “Perusahan refinery Asia dan Eropa sudah menaikkan pembelian minyak sawitnya untuk hampir sebulan guna menggantikan minyak bunga matahari. Aksi beli ini mendongkrak harga minyak sawit ke level yang irasional,” Reuters mengutip sumber, dilansir Selasa, (1/3/2022). Karena itu, Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menyarankan, pemerintah segera menekan konsumsi CPO untuk B30 dan fokus untuk kebutuhan pangan. Dengan begitu, imbuhnya, pasokan CPO untuk migor terjamin dan harga migor bisa ditekan tidak bergejolak lagi. “B30 harus mengalah sebentar. Dengan begitu, CPO untuk biodiesel dari 43% jadi di bawah 30%. Ini bisa dilakukan, tidak ada regulasi yang dilanggar. Cuma masalah komunikasi saja dari pemerintah. Pemerintah bisa menghentikan sementara subsidi B30 dari BPDPKS,” kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/3/2022). Menurut Bhima, tahun 2020, BPDPKS menyalurkan dana Rp28 triliun dan melonjak jadi Rp51,86 triliun di tahun 2021 untuk insentif B30. “Harus dilakukan karena prioritas untuk pangan. Produsen biodiesle diberi pemahaman karena ini situasi nasional. Sejak tahun 2015 hingga 2021, total volume BBN (bahan bakar nabati) jenis biodiesel yang dibayarkan mencapai 29,14 juta kiloliter dengan dana sebesar Rp110 triliun. Sementara total volume penyaluran mencapai 33,07 juta kiloliter. Artinya, selama ini kan pemain biodisel juga dibantu pemerintah,” kata Bhima. Penghentian sementara subsidi untuk menekan konsumsi CPO B30, kata dia, tidak berarti menutup industri biodiesel di dalam negeri. “Tetap beroperasi. Tapi kalau subsidi disetop sementara akan membuat disinsentif bagi pemain biodiesel. Akhirnya volumenya turun. Kan bukan dilarang biodisel tapi subsidinya disetop. Intinya harus ada prioritas,” kata Bhima. Mengutip data Gapki, sepanjang tahun 2021, dari total 51,3 juta ton produksi CPO dan CPKO sebanyak 18,42 juta ton diantaranya untuk konsumsi lokal. Yakni, 8,95 juta ton pangan, 2,12 juta ton oleokimia, dan 7,34 juta ton biodiesel. Sisanya adalah ekspor, dimana 2,73 juta diantaranya ekspor dalam bentuk CPO, sisanya olahan termasuk laurik, biodiesel, dan oleokimia.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220304061953-4-319878/produsen-migor-tutup-saat-cpo-jadi-raja-saatnya-b30-ngalah