Tolonglah Bu Sri Mulyani, Beri Sawit Insentif Rp 20 Triliun

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

CNBCIndonesia.com | Rabu, 5 Agustus 2020

Tolonglah Bu Sri Mulyani, Beri Sawit Insentif Rp 20 Triliun

Aprobi mamberikan apresiasi terhadap Pertamina dengan proyeksi kebutuhan akan sawit untuk produksi biodiesel di akhir tahun 2021 mencapai I juta ton per hari atau bias meningkat menjadi 2 juta ton per hari. Hasil D-100 tersebut jika akan didistribusikan ke masyarakat dengan harga sekitar 12 ribua tau 13 ribu per liter masih berat di masyarakat. Menrut pendapat Pak Tumanggor Ketua Aprobi menyatakan jika ada 100 triliyun dibayarkan kepada Negara melalui pajak, biss didistribusikan 20 triliyun kepada BPDP Kelapa Sawit maka persolan tentang kelapa sawit ini selesai sudah. Kita tidak akan takut dan dijelek jelekan oleh NGO asing karena persaingan. Karena kita Indonesia punya harta karun yang melimpah akan kelapa sawit.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200805140020-8-177597/tolonglah-bu-sri-mulyani-beri-sawit-insentif-rp-20-triliun

BERITA BIOFUEL

CNBCIndonesia.com | Rabu, 5 Agustus 2020

Ini Strategisnya ‘Harta Karun’ RI Bernama Biodiesel

Industri sawit khususnya turunannya sangat strategis bagi Indonesia terutama dalam pengembangan biodiesel. Selain bisa menyelamatkan harga minyak sawit, juga menopang ekonomi 16 juta petani hingga menciptakan kemandirian energi, bisa menghemat devisa dari ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM)/minyak mentah. “Program biodisel ini sangat strategis sekali dalam rangka mendukung keberlanjutan sawit nasional. Bayangkan seandainya kelebihan pasokan dalam negeri yang tidak terserap melalui program biodiesel tadi akan terjadi over stock dampaknya turunkan harga, secara berlanjut akan berdampak pada pendapatan petani prinsipnya itu,” kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrahman  dalam Exclusive Interview oleh CNBC Indonesia yang bertajuk “Biodisel Pascapandemi Covid-19 pekan lalu. Ia mengatakan pemikiran ini lah yang melahirkan pembentukan BPDPKS yang tugasnya mendukung program biodiesel dalam bentuk berikan dana selisih antara harga biodiesel dengan harga solar. Tujuannya agar ada stabilisasi harga dengan ada dukungan produksi minyak sawit yang tidak sepenuhnya serap pangsa ekspor dan dalam negeri, sekarang ini bisa diserap sebagian untuk produksi biodiesel. “Tugasnya adalah itu agar biodisel jalan agar bisa menyerap pasokan produksi minyak sawit tadi sehingga bisa stabilkan harga,” katanya.

Ia menegaskan sisi lain dari pengembangan ‘harta karun” biodiesel adalah program kelapa sawit berkelanjutan. Eddy bilang sebelum tahun 2015 gejolak harga crude palm oil (CPO)/minyak sawit mentah begitu tinggi sekali sampai US$ 920 per ton. Namun, pada 2015 justru harga CPO turun tajam sehingga merugikan petani dan pelaku industri sawit. “Kemudian oleh karena itu pemerintah punya inisiatif bagaimana supaya produksi minyak sawit yang selalu meningkat tapi serapannya tidak bisa sepenuhnya diserap karena diserap ekspor 60-70% sisanya 30-40% di dalam negeri,” katanya. Eddy menjelaskan sebelumnya permintaan terhadap minyak sawit di dalam negeri konvensional untuk keperluan makanan dan oliochemical yang cenderung stagnan. “Jadi dari 30-40% dari produksi sawit yang stay di dalam negeri tadi kira-kira 50% hanya bisa di serap industri makanan dan oliochemical, sehingga ada sisa stok di dalam negeri yang belum terserap, ini yang sebabkan harga sawit cenderung turun,” katanya. Sehingga pada 2015 pemerintah mengambil inisiatif ini harus diciptakan suatu permintaan di dalam negeri dengan namanya program biodiesel. Pada saat itu juga dibentuk BPDPKS, yang menghimpun dana dari pelaku sawit dan menyalurkannya untuk keperluan industri sawit.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200805154115-4-177652/ini-strategisnya-harta-karun-ri-bernama-biodiesel

Bisnis.com | Rabu, 5 Agustus 2020

Sinar Mas Agro (SMAR) Genjot Kapasitas Pabrik Biodiesel di Kalsel

Emiten perkebunan, PT Sinar Mas Agro Resources Technology Tbk., terus menggenjot proses penyelesaian penambahan kapasitas pabrik biodiesel di Tarjun, Kalimantan Selatan. Pinta S. Chandra, Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food, mengatakan bahwa proyek penambahan kapasitas pabrik biodiesel di Tarjun oleh perseroan masih dalam proses dan ditargetkan rampung pada 2021. Emiten berkode saham SMAR itu pun telah menyerap belanja modal sekitar Rp419 miliar sepanjang semester I/2020 yang realisasinya terutama digunakan pendanaan proyek penambahan kapasitas pabrik biodiesel itu. “Untuk [penambahan] kapasitas terpasang 1.500 ton per hari, dengan asumsi 300 hari kerja dalam setahun, maka kapasitas per tahun nantinya adalah 450.000 ton,” ujar Pinta kepada Bisnis, Rabu (5/8/2020). Adapun, realisasi belanja modal itu juga digunakan perseroan untuk kegiatan peremajaan tanaman tua dan peningkatan kapabilitas dari fasilitas rafinasi dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Untuk diketahui,perseroan sejauh ini baru memiliki dua kilang biodiesel dengan total kapasitas mencapai 300.000 ton yang berlokasi di Marunda, Jakarta dan Tarjun, Kalimantan Selatan. Peningkatan kapasitas pabrik yang saat ini dilakukan oleh perseroan itu untuk menjawab prospek permintaan biodiesel yang diyakini semakin moncer.

Pinta pun menjelaskan permintaan pada semester kedua tahun ini diharapkan tetap baik didukung oleh realisasi program B30 dalam negeri dan ketatnya tingkat persedian produk sawit. Dengan demikian, perseroan dapat menjaga momentum pertumbuhan kinerjanya dari paruh pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, perseroan berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp19,07 triliun sepanjang semester I/2020. Realisasi itu naik 7,11 persen dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar Rp17,8 triliun. Kinerja itu didukung oleh peningkatan harga jual rata-rata yang sebagian diimbangi dengan penurunan kuantitas penjualan.Kendati demikian, laba bersih perseroan turun 96,25 persen menjadi sebesar Rp10,77 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp287,17 miliar. Penyusutan laba itu terutama karena dibukukannya rugi selisih kurs pada enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan laba selisih kurs yang dicatat pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, rugi selisih kurs itu sebagian besar belum terealisasi yang berasal dari pinjaman perseroan berdenominasi dolar AS. Di sisi lain, perseroan mengaku akan terus berupaya meningkatkan penjualan baik melalui pasar ekspor maupun domestik dengan berfokus pada produk-produk dengan nilai tambah. “Perseroan juga akan melanjutkan strategi jangka panjangnya dalam program peremajaan kebun serta peningkatan produktivitas dan efisiensi melalui mekanisasi dan otomatisasi,” papar Pinta.

https://market.bisnis.com/read/20200805/192/1275570/sinar-mas-agro-smar-genjot-kapasitas-pabrik-biodiesel-di-kalsel

Harian Kontan | Kamis, 6 Agustus 2020

SMAR Ekspansi Pabrik Biodiesel

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk melanjutkan rencana penambahan kapasitas pabrik biodiesel dan bisa rampung sesuai target, yakni pada tahun depan. Lewat agenda ekspansi penambahan kapasitas produksi pabrik itu, sampai pada akhir Juni 2020 lalu emiten sawit berkode saham SMAR ini sudah menghabiskan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 419 miliar dari total capex sebesar Rp 850 miliar di sepanjang tahun ini. Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food, Pinta S. Chandra mengatakan, dana capex di semester pertama antara lain terserap untuk mendanai penambahan kapasitas pabrik biodiesel di Kalimantan Selatan, yang kelak memproduksi biodiesel sebanyak 1.500 ton per hari. Penambahan kapasitas biodiesel tersebut bertujuan mengungkit kemampuan SMAR dalam mendukung program pencampuran bahan bakar nabati yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Saat ini, SMAR telah memiliki dua kilang biodiesel yang masing-masing berkapasitas 300.000 ton per tahun. Kilang tersebut berlokasi di Marunda (Jakarta) dan Tarjun (Kalimantan Selatan). “Penambahan kapasitas pabrik biodiesel sedang dalam proses dan ditargetkan selesai pada tahun 2021,” kata Pinta kepada KONTAN, Rabu (5/8). Selain membiayai agenda penambahan kapasitas pabrik biodiesel, manajemen SMAR akan menggunakan sebagian dana belanja modal untuk membiayai kegiatan lainnya. Aktivitas itu antara lain peremajaan tanaman tua dan peningkatan kapabilitas dari fasilitas rafinasi. Sepanjang semester pertama tahun ini, penjualan bersih SMAR tumbuh 7,11% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 19,07 triliun. Adapun laba laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SMAR menurun 96,24% (yoy) menjadi Rp 10,77 miliar. Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode SMAR tercatat sebesar Rp 3,40 triliun per 30 Juni 2020. Jumlah tersebut menanjak 250,86% dibandingkan kas dan setara kas awal periode tahun buku 2020 yang sebesar Rp 969,28 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *