Pengusaha Sawit Siap Pasok CPO untuk Program B40

| News
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Investor Daily Indonesia | Jum’at, 2 September 2022

 

Pengusaha Sawit Siap Pasok CPO untuk Program B40

Pelaku usaha anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) siap menyuplai minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk kebutuhan program biodiesel B40 dalam negeri yang sedang diinisiasi oleh pemerintah. Saat ini, jumlah pasokan CPO yang disuplai oleh perusahaan yang tergabung dalam Gapki untuk program biodiesel telah mencapai 9,3 juta ton. Sekjen Gapki Eddy Martono menyatakan, kebijakan B40 dapat membuat adanya penghitungan ulang antara produksi dengan kebutuhan pangan lokal, kebutuhan nonpangan lokal, dan energi. Hal itu supaya tidak terjadi kebutuhan pangan saling bersaing dengan nonpangan dan energi. “Gapki memastikan terbuka terhadap peninjauan khususnya untuk kenaikan blending sawit dari saat ini mencapai 30% atau B30 menjadi B40, mengingat kebijakan ini dapat berdampak pada produk turunan sawit lainnya,” ungkap Eddy dalam keterangannya, kemarin. Untuk mempertahankan pasokan ke depan, Eddy juga menyarankan agar berbagai pihak terkait turut berupaya meningkatkan produktivitas kebun sawit masyarakat, di antaranya melalui program replanting atau peremajaan. Sebab, penanaman kebun sawit masyarakat yang lalu banyak terkontaminasi bibit palsu sehingga produktivitasnya rendah. “Di samping itu, tanaman (sawit) memang secara umur sudah saatnya diremajakan,” papar Eddy. Sebelumnya, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran B30 hingga 27 Agustus 2022 mencapai 6,4 juta kiloliter (kl) atau naik 63% dari alokasi 10,15 juta kl. Indonesia saat ini merupakan negara pertama di dunia yang sudah mencampurkan energi terbarukan ke minyak solar mencapai 30% atau B30 dibandingkan negara lain, seperti Argentina, Brasil, dan AS, yang masing-masing baru memasuki skema BIO, B12, danB20. Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pengembangan biodiesel di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, di antaranya insentif untuk menutup selisih harga indeks pasar (HIP) ba-han bakar minyak (BBM) dengan HIP biodiesel yang masih bergantung kepada pungutan dana ekspor. Selain itu, fluktuasi harga CPO dan minyak dunia serta harga minyak bumi yang rendah dan harga CPO yang tinggi. “Diversifikasi bahan baku bahan bakar nabati (BBN) pengganti solar {green diesel) masih butuh waktu untuk pengembangan. Juga adanya kampanye negatif dari pasar luar yang menyulitkan ekspor produk biodiesel Indonesia,” ujar dia. Ketua Harian Asosiasi Produsen biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif dalam satu dasawarsa terakhir. Pertumbuhan produksi juga naik pesat dalam 16 tahun terakhir, total kapasitas produksi terpasang biodiesel 16,6 juta kl sampai 2021. APROBI memastikan pemanfaatan biodiesel efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika permintaan di pasar global melemah. Kondisi itu yang menyebabkan stabilitas harga tandan buah segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Sejak 2021-Maret 2022, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000 per kilogram. “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga TBS petani,” jelas Paulus.

PE Sawit Gratis

Pada bagian lain, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BP-DPKS) mendukung perpanjangan tarif pungutan ekspor (PE) sebesar US$ 0 sebagai upaya mendorong sawit berkelanjutan. “BPDPKS mendukung perpanjangan pengenaan tarif US$ 0 sampai Oktober 2022 guna menjaga momentum peningkatan ekspor CPO dan kenaikan harga TBS,” kata Direktur Utama BPD PKS Eddy Abdurachman. Keputusan perpanjangan tarif PE tersebut diambil pada rapat Komite Pengarah BPD PKS yang disesuaikan dengan mulai terjadi peningkatan harga TBS di beberapa wilayah. Dengan perpanjangan tarif PE US$ 0, beban pelaku usaha berkurang sehingga memacu ekspor CPO yang nantinya meningkatkan harga TBS seiring naiknya ekspor CPO dan turunannya. Eddy menuturkan, perubahan kebijakan penyesuaian tarif PE itu juga merupakan momentum bagi BPD PKS untuk meningkatkan layanannya. Layanan-layanan itu yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan program pengembangan sumber daya manusia (SDM), penelitian dan pengembangan, peremajaan sawit rakyat (PSR), sarana dan prasarana, promosi, dan insentif biodiesel, dengan tetap menjaga akuntabilitas serta transparansi pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit. BPD PKS juga berharap perpanjangan tarif ekspor US$ 0 ke depan tidak mengganggu program-program BPDPKS tersebut. “Yang terpenting bagi BPDPKS adalah meningkatnya kesejahteraan petani dengan peningkatan harga TBS,” ungkap Eddy. Perpanjangan kebijakan PE sawit gratis tertuang dalam PMK No 130/PMK.05/2022 tentang Perubahan Kedua Atas PMK No 103/ PMK.05/2022 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 31 Agustus 2022. Dalam ketentuan itu, PE untuk 26 produk sawit ditetapkan US$ 0 mulai 1 September hingga 31 Oktober 2022. Selanjutnya, per 1 November 2022, PE sawit gratis hanya berlaku untuk TBS sawit sedangkan 25 produk sawit lainnya dikenai tarif PE, dengan besaran tertinggi US$ 240 per ton untuk enam produk sawit salah satunya CPO, itu berlaku bila harga CPO melebihi US$ 1.430 per ton.

Emitennews.com | Kamis, 1 September 2022

Pemerintah Inisiasi Program Biodiesel B40, GAPKI Siap Pasok CPO

Pemerintah menginisiasi program biodiesel B40. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memastikan siap memasok minyak sawit untuk kebutuhan program biodiesel B40 dalam negeri itu. Saat ini GAPKI dapat menyuplai crude palm oil (CPO) sampai 9,3 juta ton. Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (1/9/2022), Sekretaris Jenderal GAPKI, Eddy Martono memastikan pihaknya terbuka terhadap peninjauan khususnya untuk kenaikan blending sawit dari saat ini mencapai 30 persen atau B30 menjadi B40. GAPKI mengungkapkan, kebijakan tersebut dapat berdampak pada produk turunan sawit lainnya. Menurut Eddy Martono, saat ini, jumlah pasokan CPO yang dapat disuplai oleh GAPKI mencapai 9,3 juta ton. Kebijakan tersebut, dapat membuat adanya penghitungan ulang antara produksi dengan kebutuhan pangan lokal, kebutuhan non-pangan lokal dan energi. “Supaya tidak terjadi kebutuhan pangan, saling bersaing dengan nonpangan dan energi.” Ke depan, dalam mempertahankan pasokan, Eddy Martono menyarankan berbagai pihak terkait turut berupaya meningkatkan produktivitas kebun masyarakat, di antaranya lewat replanting atau peremajaan. Menurut dia, penanaman kebun masyarakat sebelumnya, banyak terkontaminasi bibit palsu, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Di samping itu, kata dia, tanaman kelapa sawit memang secara umur sudah saatnya diremajakan. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran B30 hingga 27 Agustus 2022 mencapai 6,4 juta kiloliter atau naik 63 persen dari alokasi 10,15 juta kiloliter. Indonesia tercatat sebagai negara pertama di dunia yang sudah mencampurkan energi terbarukan ke minyak solar mencapai 30 persen atau B30. Bandingkanlah misalnya dengan Argentina, Brasil dan Amerika Serikat, yang masing-masing baru memasuki skema B10, B12 dan B20. Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan saat ini terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan biodiesel di Indonesia. Di antaranya, insentif untuk menutup selisih harga indeks pasar (HIP) BBM dengan HIP Biodiesel yang masih bergantung kepada pungutan dana ekspor. Kemudian, fluktuasi harga minyak sawit (CPO) dan minyak dunia, serta harga minyak bumi yang rendah dan tingginya harga CPO. Hal ini menyebabkan disparitas HIP antara harga bahan bakar nabati (BBN) dan BBM membesar. Beberapa bahan pendukung produksi Biodiesel masih bergantung impor. Selain itu, masih ada keterbatasan infrastruktur pada beberapa wilayah seperti tangki penyimpanan pada titik serah terminal bahan bakar minyak (TBBM), fasilitas Jetty. Lainnya, ketersediaan kapal yang memenuhi syarat pengangkutan fatty acid methyl esther/ester metil asam lemak atau FAME. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) Paulus Tjakrawan mengatakan konsumsi biodiesel mempunyai tren positif dalam satu dasawarsa terakhir. Kecenderungan itu diikuti dengan pertumbuhan produksi yang pesat dalam 16 tahun terakhir. Sampai 2021, total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter. Pemanfaatan biodiesel efektif untuk meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global. Selain itu, penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani, setelah adanya keseimbangan antara konsumsi dan ekspor. Kondisi itu yang menyebabkan terjadinya stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan, semenjak 2021 hingga Maret 2022, harga TBS petani rerata di atas Rp3.000 per kilogram. Paulus Tjakrawan mengatakan, tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. “Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani.

https://www.emitennews.com/news/pemerintah-inisiasi-program-biodiesel-b40-gapki-siap-pasok-cpo

 

BERITA BIOFUEL

 

 

Tribunnews.com | Kamis, 1 September 2022

Astra Agro dan Pertamina MoU Kerja Sama Proyek Penurunan Emisi, Ubah Limbah Sawit Jadi Bioethanol

Astra Agro dan Pertamina menjalin nota kesepahaman (MoU) kerja sama proyek penurunan emisi, salah satunya mengbah limbah sawit jadi Bioethanol. Astra Agro Lestari menunjukkan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip sustainability. Pada acara G20 Parallel Event yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali, 30 Agustus lalu, perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra ini melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Pertamina. “Astra Agro memiliki komitmen untuk mendukung program pencegahan perubahan iklim dan dekarbonisasi Pemerintah Indonesia agar mencapai target pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC) pemerintah Indonesia,” ujar Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, M. Hadi Sugeng, usai menandatangani nota kesepahaman. Seperti diketahui, program sustainability Astra Agro, menurut Hadi, salah satunya berkomitmen mengimplementasikan berbagai upaya untuk pengurangan Emisi Green House Gas (GHG) dalam proses bisnisnya. Untuk mencapai target dekarbonisasi yang telah ditetapkan, Astra Agro Lestari bersama Pertamina bekerjasama untuk pengembangan proyek rendah emisi dengan utilisasi limbah kelapa sawit (empty fruit bunch dan palm oil mill effluent) untuk menjadi produk Bioethanol dan Biomethane yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti (substitusi) bahan bakar fosil dan mendukung kemandirian energi nasional. “Kami berharap dengan MoU ini dapat memberikan hasil kajian dan studi yang komprehensif terkait proyek pengembangan Bioethanol dari empty fruit bunch (EFB) kelapa sawit dan Biomethane dari palm oil mill effluent,” kata M. Hadi Sugeng. Hal tersebut, menurutnya, menjadi pondasi potensi kerjasama bisnis dalam pengembangan renewable energy di masa depan yang secara langsung dapat mendukung upaya dekarbonisasi Astra Agro Lestari serta mendukung kemandirian energi nasional.

https://kaltara.tribunnews.com/2022/09/01/astra-agro-dan-pertamina-mou-kerja-sama-proyek-penurunan-emisi-ubah-limbah-sawit-jadi-bioethanol